Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia yang memiliki makin banyak rute terbang dari berbagai kota di Australia ke Indonesia menyebutkan wisatawan asal Australia tetap meminati Bali meskipun aktivitas Gunung Agung meningkat.
General Manager Wilayah Victoria/Tasmania/South Australia Garuda Indonesia Micky Irfandi Sommeng, di Melbourne, Sabtu (9/12/2017), mengatakan jumlah kursi untuk penerbangan ke Denpasar, Bali dari Melbourne hingga Desember 2017 sudah mencapai 80 persen penuh.
"Dengan kata lain bahwa masyarakat di Melbourne khususnya tidak terlampau mempersoalkan adanya aktivitas Gunung Agung yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir," kata Micky.
Menurut Micky, "load factor" yang tetap stabil tinggi tersebut menjadi indikator nyata bahwa wisman di Australia tetap menganggap Bali sebagai tujuan favorit liburan mereka.
Ia menambahkan, meski ada beberapa kasus pembatalan penerbangan ke Denpasar oleh penumpang beberapa waktu lalu ketika dilakukan penutupan Bandara Ngurah Rai namun secara umum pembatalan tersebut jumlahnya tidak besar.
"Tidak signifikan jumlah pembatalannya, banyak dari mereka yang mengatakan bahwa Bali merupakan rumah kedua mereka, jadi mereka tidak mempersoalkan apa yang sedang terjadi di Bali," katanya lagi.
Hal itulah, kata Micky, menjadi peluang yang akan terus digarap maskapai pelat merah tersebut.
Pihaknya menganggap Australia merupakan pasar potensial sekaligus kantong-kantong wisman yang dapat memberikan kontribusi besar bagi target kunjungan 20 juta wisman pada 2019.
Pada sisi marketing sendiri, Garuda menganggap Australia merupakan pasar yang penting.
Karena itu, frekuensi penerbangan khususnya dari Melbourne ke Denpasar PP terus ditambah dari 5 kali sepekan menjadi 6 kali sepekan, kemudian menjadi 8 kali sepekan pada Desember 2017.
Bahkan mulai April 2018, ditingkatkan kembali menjadi 10 kali per pekan.
Sedangkan penerbangan dari Melbourne ke Jakarta PP ditingkatkan pula dari empat kali per pekan menjadi lima kali per pekan.
"Tingginya minat masyarakat di Australia untuk ke Bali juga terlihat dari saat peluncuran penambahan rute Melbourne-Denpasar yang langsung habis dalam dua pekan sejak diluncurkan rute ini," katanya.
Micky mengaku masih mengalami kendala dalam hal promosi dan sosialisasi kepada publik di Australia, sehingga ia memerlukan sinergi dengan pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement