Para nelayan tradisional diimbau mewaspadai hujan lebat disertai petir di Laut Maluku pada beberapa hari ke depan.
Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon George Mahubessy dikofirmasi, Minggu, mengatakan kondisi cuaca itu dipengaruhi adanya awan gelap (Cumulonimbus) yang dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.
Kondisi cuaca tersebut juga terjadi di perairan pulau Buru.
Apalagi tinggi gelombang di laut Maluku mencapai 2,5 meter.
Karena itu, para nelayan yang hendak menangkap ikan diminta tidak memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.
George mengemukakan, armada nelayan tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut yang sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga memengaruhi tinggi gelombang.
Imbauan kondisi cuaca juga telah disampaikan melalui masing-masing Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para Bupati maupun Wali Kota.
Para Bupati maupun Wali Kota se-Maluku juga diminta mengingatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis agar memperhatikan peringatan dini dari BMKG.
Dia mengingatkan bila terjadi kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," ujar George. (ANT)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Gito Adiputro Wiratno
Tag Terkait:
Advertisement