Presiden Joko Widodo mendorong masyarakat dan kalangan pengusaha tetap optimistis menatap tahun politik pada 2018. Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) di 171 daerah justru dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya konsumsi.
"Adanya kontestasi politik paling tidak bisa menambah 0,2-0,3% karena ada belanja iklan, spanduk, dan kaos. Oleh karena itu, mari kita mulai bersama agar yang berpolitik bermain di wilayah politik dan yang ekonomi mari kita bermain di wilayah ekonomi," kata Jokowi saat menghadiri Sarasehan ke-2 100 Ekonom Indonesia di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (12/12/2017).?
Soal banyaknya kegiatan politik seperti Pilkada serentak, Jokowi mengingatkan bahwa ini bukan pertama kali Indonesia menjalankan hal itu.?Begitu pun halnya dengan penyelenggaraan pemilu."Yang kemarin kan juga baik-baik saja, aman-aman saja gitu. Dan ekonomi kita kan juga tidak terpengaruh dengan pilkada-pilkada yang kemarin-kemarin kita jalankan," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo optimis? pertumbuhan ekonomi pada 2018 akan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Pertumbuhan ini didorong terutama oleh permintaan domestik. Dalam jangka pendek, stimulus dari pemerintah akan berperan penting dalam mendorong perekonomian.
"Stimulus pemerintah, momen pilkada, dan Asian Games pada 2018 akan berpengaruh pada permintaan domestik, khususnya konsumsi. Sementara investasi pemerintah dalam bentuk proyek-proyek infrastruktur tetap akan mewarnai pertumbuhan investasi ke depan," ujar Agus.
Di sisi lain, ekspor diperkirakan tetap tumbuh, namun melambat dibandingkan tahun ini dengan struktur ekspor yang masih bertumpu pada komoditas.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement