Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

4 Faktor Turunnya Penjualan Mi Instan di China

4 Faktor Turunnya Penjualan Mi Instan di China Seorang bocah di China memakan mie instan. | Kredit Foto: Reuters/Jason Lee
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mudah dibuat dan murah untuk dibeli, mi instan sudah lama menjadi makanan yang nyaman terbaik di China.

Menjadi makanan ringan untuk siswa, makanan di kereta api, atau hanya pilihan untuk para pekerja yang lapar, lebih dari 42,2 miliar paket terjual di China dan Hong Kong pada tahun 2013.

Namun pada 2016, penjualan tersebut telah jatuh ke 38,5 miliar paket, menurut Asosiasi Mie Instan Dunia. Dan mari kita hadapi itu, mereka akan tahu.

Penurunan tersebut hampir mencapai 17%.

Mengingat sebagian besar pasar mi instan lainnya tetap cukup stabil selama beberapa tahun terakhir (dengan pengecualian India dimana penarikan kembali mi Maggi menyebabkan penurunan tajam pada tahun 2015) ini adalah pola yang tidak biasa. Jadi apa yang terjadi?

Nah, berikut adalah beberapa faktor yang berimbas kepada menurunnya penjualan mi instan di China, dalam banyak hal, yang juga merupakan indikator bagaimana masyarakat China telah 'berevolusi'. Yuk, kita lihat empat faktor yang melatarbelakangi fenomena tersebut:


1.??? Pelanggan menginginkan makanan yang lebih baik

Resep untuk mi instan sangat simple: cukup tambahkan air mendidih, satu sachet saus, dan beberapa paket kecil sayuran dan daging yang dikeringkan.

Seiring dengan selera seperti itu, salah satu faktor kemerosotannya adalah beberapa konsumen China meningkatkan ekspektasi mereka di konsep makanan mereka.

"Penurunan penjualan mi instan menunjukkan pergeseran pola konsumsi China," ungkap Zhao Ping dari Akademi China untuk Promosi Perdagangan Internasional," kepada China Daily.

"Konsumen lebih tertarik pada kualitas hidup daripada hanya mengisi perut mereka akhir-akhir ini," ujarnya, sebagaimana dikutip dari BBC, Rabu (20/12/2017).


2.??? Pergeseran populasi: Pekerja desa pulang ke kampung halaman

Salah satu konsumen besar mi notabene adalah pekerja migran. Dan, apabila Anda memikirkannya, itu masuk akal. Mereka jauh dari rumah, sering tinggal dalam kondisi sempit dengan fasilitas memasak terbatas, dan ingin menghemat uang sebanyak mungkin untuk dikirim kembali ke keluarga mereka.

Sampai tahun 2014 jumlah orang Cina pedesaan yang telah pindah ke kota telah meningkat.

Tapi tren itu kini telah berbalik selama dua tahun berturut-turut (dan diperkirakan akan terus berlanjut saat data 2017 keluar).

Tahun lalu, ada 1,7 juta lebih sedikit pekerja migran yang tinggal di kota dibandingkan tahun 2015, yang cukup masuk akal menurunkan penjualan mi.


3.??? Travel: Perbaikan infrastruktur, kebiasaan pun berubah

Bepergian di China 20 tahun yang lalu, saya mengisi perut saya dengan mengonsumsi panci demi panci mi instan selama perjalanan kereta lintas negara, yang kadang berlangsung tiga hari atau lebih.

Infrastruktur kereta dan stasiun kereta China telah membaik. Perjalanan lebih cepat, dan pilihan makanan pun lebih banyak yang berarti penjualan mi di kereta api telah turun.

Kemudian, ada ledakan dalam penerbangan sebagai orang kelas menengah orang China yang menghabiskan miliaran terbang pada liburan domestik maupun internasional daripada menggunakan kereta api.

Hampir 500 juta perjalanan domestik dan internasional dilakukan pada 2016, menurut Administrasi Penerbangan Sipil China.

Namun, mengingat sepertiga dari semua penerbangan domestik tertunda tahun lalu (menurut badan industri IATA), hal tersebut berimbas kepada banyaknya penumpang yang menunggu, jadi mungkin bandara bisa menjadi tempat yang baik untuk mendongkrak penjualan mi.


4.??? Smartphone dan internet: Ada bentuk lain dari 'makanan cepat saji'

Sekitar 730 juta orang di China sekarang memiliki akses ke internet sesuai angka pemerintah. Dan sekitar 95% dari mereka menggunakan smartphone untuk online.

Adapun, aplikasi yang menawarkan pengiriman makanan ke rumah, kantor atau di manapun Anda berada adalah industri yang tengah 'meledak' secara nyata.

Menu mereka tidak diragukan lagi lebih mahal dari pada panci mi instan. Namun, makanan ini masih bisa murah harganya, dan boleh dibilang lebih enak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: