Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tersandung Skandal Pornografi, Deputi PM Inggris Dipaksa Mundur dari Jabatannya

Tersandung Skandal Pornografi, Deputi PM Inggris Dipaksa Mundur dari Jabatannya Kredit Foto: Reuters/Peter Nicholls/Files
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perdana Menteri Inggris Theresa May memaksa menteri paling seniornya, Damian Green, untuk mengundurkan diri setelah penyelidikan internal menemukan bahwa Green telah membuat komentar yang menyesatkan tentang pornografi di komputer di kantor parlemennya.

Pengunduran diri salah satu sekutu terpercaya May tersebut telah membantu menenangkan partainya yang sebelumnya terpecah-belah, merupakan pukulan berat saat dia menavigasi tahun terakhir perundingan yang berliku-liku menuju keluarnya Inggris dari Uni Eropa pada bulan Maret 2019.

Green, yang memilih tinggal di Uni Eropa, ditunjuk sebagai sekretaris negara enam bulan pertama yang lalu dalam upaya untuk menopang perdana menteri May menyusul taruhannya pada pemilihan Juni lalu dimana partainya kehilangan mayoritas anggotanya di parlemen.

Namun, masa depan Green diragukan lagi ketika surat kabar Sunday Times melaporkan bulan lalu bahwa polisi pada tahun 2008 telah menemukan konten berbau pornografi di komputer kantornya di Gedung Parlemen. Sebagai tanggapan atas hal tersebut, Green mengatakan bahwa temuan tersebut tidak benar.

Sebuah penyelidikan yang diminta oleh May dan dilakukan oleh pejabat pemerintah senior menyimpulkan bahwa pernyataan Green yang menyarankan agar dia tidak mengetahui bahwa materi tidak senonoh telah ditemukan di komputer, "tidak akurat dan menyesatkan".

Dari hasil penyelidikan tersebut diketahui jika Green telah melanggar peraturan yang mengatur tentang perilaku menteri.

"Saya menyesal telah diundurkan dari pemerintah menyusul pelanggaran Kode Etik Menteri, dan saya minta maaf," ungkap Green dalam sebuah surat kepada May, yang mengatakan bahwa dia telah menerima pengunduran dirinya dengan sangat menyesal, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (21/12/2017).

Green (61) mengatakan bahwa dia tidak mendownload atau melihat pornografi di komputer parlementernya. Green juga menambahkan bahwa seharusnya dia lebih jelas tentang pernyataannya setelah ceritanya pecah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: