Trump: AS Tak Akan Beri Ratusan Juta Dolar Lagi ke Palestina
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dalam sebuah cuitan di Twitter pada hari Selasa bahwa Amerika Serikat dapat menahan pembayaran bantuan masa depan kepada orang-orang Palestina, dengan menuduh mereka "tidak lagi bersedia untuk berbicara damai" dengan Israel.
Trump mengatakan bahwa Washington memberi warga Palestina "RATUSAN JUTAAN DOLLAR setahun dan tidak mendapat penghargaan atau rasa hormat. Mereka bahkan tidak ingin menegosiasikan sebuah perjanjian perdamaian yang telah lama tertunda dengan Israel, dengan orang-orang Palestina yang menolak perundingan damai, mengapa kita harus melakukan pembayaran masa depan yang besar-besaran ini kepada mereka?" tuturnya.
Tweet Presiden Trump mengikuti rencana yang diungkapkan oleh duta besarnya di PBB sebelumnya pada hari Selasa untuk menghentikan pendanaan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Palestina.
"Presiden pada dasarnya mengatakan bahwa dia tidak ingin memberikan dana tambahan, atau menghentikan pendanaan, sampai orang-orang Palestina setuju untuk kembali ke meja perundingan," Duta Besar Nikki Haley mengatakan kepada wartawan saat ditanya mengenai pendanaan AS di masa depan untuk Bantuan PBB dan Badan Pekerjaan untuk pengungsi Palestina, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (3/1/2018).
"A.S. adalah penyumbang dana terbesar untuk agen tersebut, dengan janji sebesar hampir $370 juta pada tahun 2016," menurut situs UNRWA.
Hubungan antara Palestina dan Washington memburuk awal bulan lalu setelah Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang langsung menimbulkan kemarahan di dunia Arab dan keprihatinan di antara sekutu Barat Washington.
Beberapa minggu kemudian, lebih dari 120 negara menentang Trump dan memilih sebuah resolusi Majelis Umum PBB yang menyerukan agar Amerika Serikat menjatuhkan keputusannya atas status Yerusalem.
"Apa yang kami lihat dengan resolusi itu tidak membantu situasi," ungkap Haley pada hari Selasa.
"Orang-orang Palestina sekarang harus menunjukkan kepada dunia bahwa mereka ingin datang ke meja. Sampai sekarang, mereka tidak datang ke meja malahan mereka meminta bantuan. Kami tidak akan memberikan bantuan, kami akan memastikan mereka datang ke meja dan kami ingin maju dengan proses perdamaian," ungkapnya.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menyebut keputusan Trump tentang Yerusalem sebagai sebuah "kejahatan terbesar" dan pelanggaran mencolok terhadap undang-undang internasional, dan mengatakan bahwa peran Amerika Serikat tidak dapat diterima lagi dalam proses perdamaian Timur Tengah karena hal itu sama saja menguntungkan pihak Israel
Pada hari Selasa, Parlemen Israel mengeluarkan amandemen yang akan membuat lebih sulit untuk menyerahkan kontrol atas bagian-bagian Yerusalem dalam kesepakatan damai dengan Palestina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo