Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jasa Rumahan Ubah Konsep Bisnis ketika Pelanggan Tambah Banyak

Jasa Rumahan Ubah Konsep Bisnis ketika Pelanggan Tambah Banyak Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seekme telah mengubah konsep bisnisnya untuk meningkatkan kepercayaan para pelanggan jasa rumahan. Pada bulan Agustus ini, layanan jasa akan tambah diperluas dari layanan awal yang digelutinya. 

Saat ini, perusahaan startup penyedia layanan jasa rumahan mulai menjamur di Indonesia. Jasa-jasa yang ditawarkan juga beragam, mulai dari cuci pakaian (laundry), servis AC, hingga perawatan tanaman. Menjaga kualitas layanan merupakan hal terpenting bagi perusahaan startup agar pelanggan puas dan tidak kapok menggunakan jasanya.

Salah satu perusahaan startup yang berbisnis jasa rumahan adalah PT Seekmi Global Services (Seekmi). Startup ini didirikan pada Agustus 2015 oleh Clarissa Leung dan beberapa temannya dengan dukungan modal dari delapan perusahaan modal ventura yang didominasi oleh CyberAgent Ventures. 

Clarissa yang juga CEO Seekmi menceritakan pendirian startup ini terinspirasi dari peristiwa sehari-hari. Saat itu, Clarissa, perempuan asal Kanada ini mengalami kesulitan untuk mencari tukang yang mampu mereparasi pendingin udara atau AC di apartemennya. “Saya saat itu baru datang dari Kanada. Saya ingin mencari tukang yang mampu membetulkan AC apartemen saya. Saya sudah tanya ke teman-teman saya di sini (Indonesia), tetapi tidak ada yang bisa kasih rekomendasi,” kata Clarissa yang sudah sekitar tiga tahun menetap di Indonesia.

Ia yang sudah berpengalaman di dunia startup luar negeri, melihat kondisi tersebut menjadi peluang bisnis baru di Indonesia. Menurutnya, startup layanan jasa rumahan sudah menjadi hal lumrah di luar negeri, seperti Jepang dan Amerika Serikat.

Seekmi dapat dikatakan sebagai salah satu startup pertama di Indonesia yang bergerak dalam jasa rumahan. Startup ini menawarkan tiga jasa layanan, seperti cuci pakaian, pembersihan ruangan, dan reparasi sekaligus instalasi AC.

Clarissa mengatakan pihaknya mematok tarif lebih murah daripada jasa layanan rumahan milik kompetitornya. Untuk cuci pakaian, tarifnya sebesar Rp10.000 per kilogram dengan layanan gratis antar-jemput. Sementara itu, layanan pembersihan berkisar Rp30.000—Rp50.000 per jam. Pelanggan juga dapat memesan khusus untuk layanan pembersihan yang diinginkan.

Saat pertama kali berdiri, Seekmi sebenarnya hadir sebagai marketplace yang menghubungkan pelanggan dengan penyedia atau vendor berbagai jasa. Konsep tersebut membuat pelanggan dapat memilih sendiri vendor yang dapat menyelesaikan pekerjaan rumahan. Layanan yang ditawarkan juga lebih beragam, seperti mengasuh anak, memperbaiki rumah, hingga desain interior.

Namun, konsep bisnis Seekmi berubah sejak September tahun lalu. Startup yang mendapatkan investasi dari CyberAgent Ventures tersebut berubah menjadi platform on demand. Clarissa menjelaskan langkah tersebut dilakukan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para pelanggannya. Dengan konsep baru tersebut, pihaknya dapat mengontrol secara langsung kualitas layanan yang diberikan vendor kepada para pelanggan.

Dalam bekerja sama dengan vendor, Seekmi memberi pelatihan terlebih dahulu selama 3 minggu. Hal ini bertujuan agar setiap vendor nantinya mampu memberikan kualitas pelayanan yang sama saat bertugas. “Kami sangat tegas dalam memberikan pelayanan berkualitas. Jika ada vendor yang mendapat keluhan dari pelanggan, bisa kena penalti,” kata Clarissa.

Saat ini, vendor yang tergabung dalam Seekmi mencapai sekitar 1.000 perusahaan. Sementara itu, user yang sudah terdaftar mencapai sekitar 100.000 akun. Dalam sehari, Seekmi melayani sekitar 1.000 pemesanan.

Untuk pendapatan Seekmi, Clarissa mengatakan pihaknya mengambil persentase dari tarif yang telah ditetapkan. Sayangnya, Clarissa masih enggan memberikan informasi mengenai pendapatan yang sudah dibukukan oleh Seekmi.

Saat ini, Seekmi sudah melayani wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cikarang. Rencananya, secara bertahap, Seekmi akan mengekspansi di beberapa kota besar Indonesia lainnya, seperti Bandung, Surabaya, dan Medan tahun ini. “Secepatnya kami ingin mengembangkan wilayah layanan kami,” kata Clarissa.

Selain pengembangan wilayah, Clarissa menjelaskan pihaknya berencana menambah layanan jasa rumahan lainnya pada Agustus ini. Layanan tersebut seperti reparasi elektronik serta renovasi rumah dan pipa air. “Banyak pelanggan kami menanyakan layanan reparasi elektronik, pipa air, dan renovasi rumah. Jadi, kami lihat kebutuhannya sangat tinggi, khususnya di Jakarta,” kata Clarissa.

Setelah pengembangan-pengembangan tersebut, Clarissa mengatakan pihaknya akan menargetkan pertumbuhan pengguna dan vendor mencapai 30%50% per bulan. Selain itu, pihaknya berencana mencari penambahan dana baru dalam waktu dekat. “Saya pikir sudah banyak investor yang menawarkan ingin berinvestasi di Seekmi karena melihat potensi bisnis yang kami punya,” kata Clarissa.

Meski startup yang menawarkan konsep sama seperti Seekmi sudah mulai ramai, Clarissa optimistis bisnis yang dijalankan tetap tumbuh ke depannya. Ia menilai kebutuhan masyarakat perkotaan semakin besar untuk jasa rumahan. Selain itu, masih banyak kota-kota besar di Indonesia belum tergarap pasarnya. 

Cyber Agent Ventures: Potensi Bisnis Startup Jasa Rumahan Sangat Besar

Mayoritas masyarakat perkotaan di Indonesia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja. Hal tersebut, seringnya, mengakibatkan pekerjaan-pekerjaan rumah, seperti membersihkan ruangan, mencuci pakaian, ataupun membetulkan rumah tidak tersentuh alias terbengkalai. 

Executive Director CyberAgent Ventures Indonesia Steven Vanada mengatakan kondisi tersebutlah yang membuat pihaknya berani menginvestasikan dananya ke Seekmi. Menurutnya, Seekmi sebagai startup jasa rumahan memiliki potensi pasar yang besar. “Kami lihat banyak kebutuhan rumah tangga yang perlu di-improve, misalnya pemasangan atau pembersihan AC hingga pembetulan instalasi pipa,” kata Steven saat diwawancarai di kantornya, Rabu (26/7/2017).

Selain itu, Steven juga menambahkan perubahan gaya bisnis Seekmi dari marketplace menjadi platform on demand dengan harapan dapat meningkatkan pertumbuhan startup yang telah berdiri sejak Agustus 2015. Menurutnya, dengan gaya bisnis saat ini, masyarakat tidak lagi dipusingkan dengan memilih vendor sekaligus dapat menjamin kualitas layanan yang diberikan Seekmi.

Seperti diketahui, Seekmi memberi pelatihan kepada para vendor yang bergabung selama tiga minggu. Hal tersebut dilakukan untuk menyamakan standar yang diberikan vendor saat melayani pelanggan. “Daripada customer yang pilih, sekarang Seekmi yang filtering. Kalau marketplace yang open untuk semua orang, gap kualitasnya tinggi. Ada yang bagus banget, ada yang kurang banget,” kata Steven. 

Cyber Agent merupakan salah satu investor pertama Seekmi. Sayangnya, Steven tidak mengungkapkan secara pasti jumlah investasi yang diberikan kepada Seekmi. “Kami biasanya investasi untuk startup company berkisar ratusan ribu dolar AS sampai US$1 juta. Investasi ini mendekati series A,” kata Steven. Sebagai investor, Steven mengatakan pihaknya meminta kepada Seekmi untuk fokus pada kepuasan pelanggan. Ia menjelaskan bahwa dalam satu bulan sekali pihaknya mengadakan diskusi dengan Seekmi untuk membahas persoalan-persoalan yang dihadapi Seekmi.

Meski begitu, Steven mengatakan pihaknya berharap dalam lima sampai tujuh tahun ke depan, Seekmi sudah mampu mencatatkan profit. “Saat ini yang ingin kami minta adalah fokus dulu kepada edukasi masyarakat karena hal itu yang paling sulit dilakukan,” kata Steven. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Moch Januar Rizki
Editor: Ratih Rahayu

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: