Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri BUMN: Makassar New Port Beroperasi Oktober 2018

Menteri BUMN: Makassar New Port Beroperasi Oktober 2018 Menteri BUMN, Rini Soemarno bersama Dirut Pelindo IV Doso Agung | Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Mariani Soemarno, menargetkan Makassar New Port atau MNP mulai beroperasi pada Oktober 2018. Toh, perkembangan pengerjaan megaproyek tersebut sangat baik. Hal itu diungkapkan Menteri Rini saat meninjau megaproyek MNP, Senin, (15/1/2018).
 
"Pertumbuhan (pengerjaan proyek MNP) bagus sekali. Targetnya kalau bisa Oktober 2018, sebagian sudah operasional. Nanti ada juga jalan sambung yang rencananya selesai Februari, makanya akan saya cek lagi pada Maret," kata Menteri Rini, didampingi Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung. 
 
Menteri Rini mengungkapkan bila rampung, pelabuhan peti kemas Makassar bakal dipindahkan ke MNP. Dengan demikian, Pelabuhan Makassar hanya melayani curah dan Pelabuhan Soekarno-Hatta melayani penumpang. "Itu akan bagus sekali karena pertumbuhan pengiriman barang dari Makassar sangat tinggi dalam setahun terakhir," tuturnya.
 
Dalam proses pengerjaan proyek MNP, Menteri Rini, mengakui memang sempat ada kendala dan keterlambatan. Itu semua karena adanya pembersihan ranjau sisa Perang Dunia II. "Memang awalnya sedikit lambat karena ada ranjau cukup banyak sekitar 9 buah, itu harus diselesaikan dulu."
 
"Saya lantas meminta direksi pada akhir kuartal pertama bahwa ini (proyek MNP) harus dipercepat. Nah, ternyata pertumbuhannya sekarang bagus sekali," ujar Menteri Rini.
 
Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung, mengungkapkan realisasi pengerjaan proyek MNP cukup baik. Kendala adanya ranjau sisa Perang Dunia II sudah dituntaskan. "Sebelumnya memang sempat terhenti karena adanya ranjau sisa Perang Dunia II. Tapi sekarang sudah diambil, memang butuh proses karena ranjau itu kalau tidak hati-hati bisa meledak," ucapnya.
 
Doso menjelaskan ranjau sisa Perang Dunia II terdeteksi pada 9 lokasi di areal MNP. Dari sekian banyak ranjau aktif tersebut, pihaknya berhasil menjinakkan 8 unit dan mengangkatnya ke permukaan. Adapun satu unit ranjau terpaksa diledakkan karena tidak dapat dijinakkan. "Terdeteksi 9 titik dan 1 di antaranya diledakkan karena aktif. Yang lain kan bisa dijinakkan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: