Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Harapan Asmindo Terkait Kondisi Industri Mebel Sekarang...

Ini Harapan Asmindo Terkait Kondisi Industri Mebel Sekarang... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo) menginginkan industri mebel dapat menggeliat kembali kinerjanya sehingga pihaknya juga mendorong terus dikembangkan pameran dan promosi yang menunjukkan perkembangan furnitur di Tanah Air.

Ketua Umum Asmindo Mugiyanto di Jakarta, Rabu, berharap industri mebel nusantara bisa menggeliat kembali setelah sempat menurun di tahun 2017.

Menurut dia, nilai ekspor mebel nasional sebesar 1,3 miliar dolar AS pada tahun lalu ternyata lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian beberapa tahun sebelumnya.

Ia mengungkapkan, pada tahun 2016 dan 2015, jumlah ekspor mebel masing-masing adalah sebesar 1,6 miliar dolar dan 1,93 miliar dolar AS.

"Selama 29 tahun industri mebel Indonesia memang berkiblat ke ekspor dan belum banyak memberikan perhatian pada pasar dalam negeri," katanya.

Sementara itu, Presdir PT Traya Eksibisi Internasional Bambang Setiawan memaparkan, pihaknya bakal menggelar pameran HOSPITALITY 2018, yang ditargetkan sebagai pameran terbaru dan terdepan bagi perkembangan industri keramahtamahan termasuk furnitur, kerajinan, desain interior, dan pasokan hotel.

Pameran tersebut akan digelar selama empat hari, Rabu-Sabtu, 24-27 Oktober 2018 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Pameran HOSPITALITY 2018 ini memiliki peran penting untuk merangsang industri kreatif di Indonesia, khususnya dalam bidang desain yang terkait dengan furnitur, kerajinan, interior, dan perhotelan," tutur Bambang Setiawan.

Bambang juga menilai adanya pameran akan merangsang pertumbuhan industri furnitur, kerajinan, desain interior, dan hotel di Indonesia.

Untuk itu, Mugiyanto juga mengemukakan bahwa ke depannya ASMINDO akan menyiapkan konsep mebel nasional untuk kebutuhan instansi pemerintahan, industri konstruksi dalam negeri, dan perhotelan.

"HOSPITALITY 2018 merupakan sarana yang tepat bagi pengusaha mebel lokal untuk melakukan inovasi dan kreasi agar produk yang dihasilkan berkembang menyesuaikan selera pasar dalam negeri dan internasional," paparnya.

Sebagaimana diwartakan, nilai produk ekspor yang berasal dari industri furnitur dan kerajinan Indonesia turun antara lain karena biaya logistik yang tinggi, kenaikan upah buruh regional (UMR) serta tingkat produktivitas yang menurun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: