Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ibu harus Selektif dalam Mencari Informasi Pengasuhan Anak di Internet

Ibu harus Selektif dalam Mencari Informasi Pengasuhan Anak di Internet Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2016, pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta jiwa atau sebesar 51,8 persen dari total populasi.

Saat ini menemukan informasi online semudah menekan tombol. Media sosial beserta influencers yang ada di dalamnya menjadi faktor pertimbangan seseorang dalam mengambil keputusan, termasuk dalam hal mengasuh anak. Namun, ibu harus lebih bijak dalam memilih informasi yang diterima untuk menghindari kesalahpahaman, terutama dalam memberikan nutrisi yang tepat untuk bayi. 

Dokter Spesialis Anak Melanie Yudiana Iskandar mengatakan, sering kali pasien datang kepadanya untuk menanyakan tren parenting tertentu yang mereka lihat di media sosial. Mendengar hal itu, ia mengatakan bahwa jika setiap anak berbeda, tetapi dalam menyiapkan nutrisi atau makanan pendamping ASI, ibu harus selektif tentang informasi yang mereka dapat.

"Nutrisi yang diberikan saat periode emas, yaitu 1.000 hari pertama kehidupan akan mempengaruhi perkembangan anak di sepanjang hidupnya, dari postur tubuh hingga perkembangan kognitif anak. Inilah mengapa mempersiapkan makanan pendamping ASI yang baik dengan nutrisi yang tepat sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak," ujar Melanie di Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) selama periode pertumbuhan penting untuk perkembangan otak anak-anak. Menurut Melanie, MPASI yang baik justru mengandung karbohidrat, protein hewani, dan lemak dengan kepadatan dan volume yang tepat.

"Banyak ibu yang kemudian salah kaprah bahwa pemberian MPASI setelah usia 6 bulan hanya terdiri dari buah dan sayur saja. Tidak ada kalori. Padahal, buah adalah penghambat penyerapan zat besi—zat yang sangat dibutuhkan anak pada periode emas untuk mencegah anemia dan pembentukan sinaps-sinaps otak," jelas Melanie lagi.

Seiring bertambahnya usia bayi, kandungan zat besi pada ASI sang ibu berkurang, ditambah lagi buah dan sayur tanpa karbohidrat, makin lama si anak ini makin kekurangan zat besi. "Karenanya, harus ada karbohidrat, seperti tepung beras, tepung, kentang, lalu jangan lupa tambahkan protein hewani dan lemak baik pada MPASI," lanjutnya.

Sementara untuk mempersiapkan MPASI, dirinya menyarankan untuk memberikan variasi. MPASI tidak harus selalu dimasak tim, tetapi setelah memasuki usia tujuh bulan, bayi bisa diberikan makanan yang ditumis atau digoreng kemudian diblender lagi sebelum diberikan pada si kecil. Dengan demikian, bayi tidak bosan dan tidak susah makan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: