Pasar saham dunia mengalami penurunan untuk hari keempat pada hari Selasa (6/2/2018), setelah melihat $4 triliun telah raib dari peredaran, padahal baru delapan hari yang lalu telah mencatat nilai tinggi.
Bursa-bursa utama Eropa mulai turun sebanyak 3 persen, membuat investor memiliki sedikit pilihan selain mencari emas tradisional, yen Jepang [FRX/] dan salah satu pemicu awal aksi jual untuk obligasi pemerintah.
Wall Street futures menawarkan sebuah celah saat mereka berbalik lebih tinggi namun komoditas juga mengalami penurunan, dengan minyak dan logam berjatuhan berangkat dari yang terjadi pada kondisi terbaiknya di awal 2018.
"Waktu bermain secara resmi berakhir, anak-anak," ungkap analis Rabobank, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (6/2/2018).
"Kenaikan volatilitas secara 'menyakitkan' mengingatkan beberapa investor bahwa taruhan satu arah tidak ada," pungkasnya.
Selloff saham telah dilihat oleh beberapa orang sebagai koreksi yang sehat setelah kenaikan pesat mereka selama setahun terakhir, namun, saat 'bola salju' menembus Asia dan kemudian Eropa, kegelisahan mulai terjadi.
Wall Street Dow Jones dan S&P 500 benchmark telah merosot 4,6 persen dan 4,1 persen pada hari Senin (5/2/2018), penurunan terbesar sejak Agustus 2011. Itu juga penurunan terbesar Dow pada basis poin murni sepanjang masa.
Penurunan awal Eropa mengirim kawasan STOXX 600 ke level terendah dalam enam bulan. Ada aktivitas perdagangan yang kuat, dengan lebih dari 40 persen volume harian rata-rata diperdagangkan di DAX Jerman dan STOXX 50 Eropa pada pukul 08:45 GMT.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: