Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Eropa Turun, Investor Cermati Keputusan Suku Bunga ECB

Bursa Eropa Turun, Investor Cermati Keputusan Suku Bunga ECB Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Eropa mencatat penurunan untuk sesi ketiga berturut-turut pada Kamis (30/10). Hal ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian mengenai langkah kebijakan bank sentral berikutnya, sementara investor mencerna laporan keuangan terbaru dari sejumlah perusahaan besar di Eropa.

Dilansir dariĀ Reuters, Jumat (31/10) Indeks Stoxx 600 melemah 0,1% ke 574,83. Saham sektor industri menjadi penekan utama indeks.

Baca Juga: Regulasi Ganggu Investasi, Uni Eropa Tanggapi Komplain Industri Telekomunikasi

Saham Schneider Electric turun meski perusahaan tersebut melampaui proyeksi pertumbuhan organik. Kongsberg Gruppen juga melemah setelah mengumumkan rencana pemisahan bisnis maritimnya. Sementara Stellantis tergelincir usai mencatat biaya satu kali (one-off charges) terkait perubahan regulasi, strategi, dan produk.

Dari Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan, namun hal itu tidak diikuti sinyal pemangkasan lanjutan tahun ini. Ketua The Fed, Jerome Powell menyebut pemotongan tambahan mungkin belum diperlukan, yang memicu penyesuaian ekspektasi pasar dan menekan sentimen risiko.

Analis Pasar Senior Swissquote Bank, Ipek Ozkardeskaya, mengatakan sikap hawkish bank sentral terhadap potensi pemangkasan akhir tahun memicu penyesuaian bearish pada ekspektasi pasar dan menekan indeks global utama.

Adapun Bank Sentral Eropa (ECB) tak memberikan kejutan. ECB mempertahankan suku bunga tetap dan tidak memberikan petunjuk baru mengenai langkah kebijakan berikutnya untuk Uni Eropa.

Baca Juga: ECB Pertahankan Suku Bunga di 2%

Di sisi perdagangan global, pasar menyambut baik kesepakatan dagang dari China-Amerika Serikat. Keduanya sepakat akan menurunkan tarif sebagai imbalan atas dimulainya kembali pembelian kedelai, kelanjutan ekspor tanah jarang, serta tindakan keras terhadap perdagangan ilegal fentanyl.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: