Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gapensi: Jangan Asal Bangun Infrastruktur

Gapensi: Jangan Asal Bangun Infrastruktur Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (Gapensi) mengharapkan pengembang atau perusahaan pelaksanan proyek infrastruktur dan gedung pencakar langit dapat benar-benar melakukan audit daya tahan konstruksi bangunan mereka.

Sekjen Gapensi Andi Rukman Karumpa di Jakarta, Selasa, menyatakan, berdasarkan kajian pihaknya, sebagian besar pelaksanan proyek dinilai mengabaikan audit daya tahan konstruksi infrastruktur dan bangunan-bangunan besar.

"Kami lihat audit daya tahan ini kurang serius dilaksanakan. Ini bahaya," kata Andi Rukman Karumpa dan menambahkan, sejauh ini audit dilakukan hanya berupa audit biaya dan "benefit recovery".

Dengan demikian, lanjutnya, jadi audit yang dilakukan rata-rata hanya menilai dan menguji tingkat biaya dan waktu penyelesaian proyek, tanpa lebih komprehensif pada uji daya tahan, keamanan, keselamatan, serta respons intensitas bencana alam, termasuk gempa.

Andi mengatakan, uji dan audit tingkat respons infrastruktur pada intensitas bencana alam sangat penting, karena audit untuk hal tersebut bertujuan menguji sejauh mana daya tahan konstruksi menghadapi ancaman bencana.

"Ini yang kerap diabaikan atau dilupakan. Kita tidak tahu kenapa. Apa masalah efisiensi atau apa," ucapnya.

Ia mengingatkan bahwa dalam Laporan Evaluasi Infrastruktur Global 2017, Bank Dunia sudah merekomendasikan agar setiap proyek infrastruktur diwajibkan melakukan audit konstruksi rutin atau reguler.

Selain diperluas, audit konstruksi juga mesti rutin dilakukan,terlebih lagi berbagai proyek dan bangunan bertingkat berada di wilayah yang peluang bencananya sangat tinggi.

Sebelumnya, Sekjen Gapensi juga menyatakan pihaknya tidak segan dalam meminta pemerintah untuk memperketat pengawasan terhadap aspek kesehatan kerja dalam berbagai proyek di Tanah Air.

"Kami tidak akan segan-segan meminta pemerintah untuk memperketat manajemen pengawasan dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan, terutama pada proyek konstruksi, bila kecelakaan kerja terus terjadi," katanya.

Andi Rukman Karumpa menegaskan agar kecelakaan jangan sampai main-main karena hal ini merupakan soal nyawa manusia. Untuk itu, ujar dia, biar teknologi sudah berada dalam taraf yang maju agar jangan sampai menimbulkan keteledoran.

"Teknologi pasti ada titik lemahnya yang mesti diisi oleh kerja disiplin manusia," ucapnya.

Sebab itu, dia meminta agar perusahaan konstruksi benar-benar memenuhi persyaratan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: