Neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2018 mencatat defisit sebesar USD0,68 miliar. Bank Indonesia (BI) menilai defisit neraca perdagangan tersebut tidak terlepas dari pengaruh kenaikan harga barang impor sejalan dengan kegiatan produksi dan investasi.
"Defisit tersebut disebabkan oleh penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan defisit neraca perdagangan migas," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman di Jakarta, Kamis (15/2/2018).
Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Januari 2018 tercatat USD0,18 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang mencapai USD0,83 miliar. Lebih rendahnya surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut dipengaruhi oleh peningkatan impor nonmigas sebesar USD0,46 miliar (mtm) yang disertai dengan penurunan ekspor nonmigas sebesar USD0,19 miliar (mtm).
"Peningkatan impor nonmigas terutama bersumber dari kenaikan impor mesin dan pesawat listrik, plastik dan barang dari plastik, kendaraan dan bagiannya, bahan kimia organik, serta senjata dan amunisi. Sementara itu, penurunan ekspor nonmigas terutama disebabkan oleh turunnya ekspor lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja, timah, bijih, kerak, dan abu logam, serta nikel," ujarnya.
Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas menurun seiring penurunan impor yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor. Defisit neraca perdagangan migas turun dari USD1,05 miliar pada Desember 2017 menjadi USD0,86 miliar pada Januari 2018.
Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh turunnya impor migas sebesar USD0,42 miliar (mtm) yang terjadi baik pada impor minyak mentah, hasil minyak, maupun gas. Sementara pada periode yang sama, ekspor migas juga tercatat turun sebesar USD0,22 miliar (mtm).
"Ke depan, kinerja neraca perdagangan diperkirakan membaik seiring berlanjutnya pemulihan ekonomi dunia dan harga komoditas global yang tetap tinggi. Perkembangan tersebut akan mendukung perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dan kinerja transaksi berjalan," pungkasya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: