Korea Utara baru-baru ini mengirimkan 50 ton bahan ke Suriah untuk digunakan dalam membangun fasilitas senjata kimia, menurut sebuah laporan PBB, seiring dengan sanksi yang terus dijatuhkan kepada Korea Utara dan kemungkinan menghasilkan sebuah aliran dana bagi negara 'nakal' yang terisolasi tersebut.
Pyongyang dilaporkan mengatur beberapa pengiriman pada akhir 2016 dan awal 2017 yang berisi pipa stainless steel, ubin tahan asam, dan katup ke Suriah.
Laporan tersebut meningkatkan kekhawatiran bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad memperkaya Korea Utara dan melipatgandakan usahanya untuk memproduksi senjata kimia, sebagaimana dikutip dari Fox News, Rabu (28/2/2018).
A.S. baru-baru ini memperingatkan bahwa hal itu mungkin lagi menggunakan kekuatan militer jika Suriah terus menggunakan senjata yang dilarang. Pakar dari PBB mengatakan, Korea Utara juga mengirim teknisi rudal dan memindahkan sistem rudal balistik yang dilarang ke Myanmar.
Panel ahli yang memantau sanksi terhadap Korea Utara mengatakan penyelidikannya terhadap pelepasan rudal balistik Pyongyang yang sudah jelas dilarang, senjata konvensional dan barang penggunaan ganda menemukan lebih dari 40 pengiriman yang sebelumnya tidak dilaporkan ke Suriah antara tahun 2012 dan 2017.
Associated Press melaporkan pada 2 Februari 2018 bahwa menurut para ahli, Korea Utara telah melanggar sanksi PBB terhadap minyak dan gas bumi, melakukan kerja sama rudal balistik dengan Suriah dan Myanmar, dan mengekspor komoditas secara ilegal yang menghasilkan hampir $200 juta dalam sembilan bulan pada tahun lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo