Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peringatan Hari Perempuan: Nasib PRT Masih Memprihatinkan

Peringatan Hari Perempuan: Nasib PRT Masih Memprihatinkan Kredit Foto: Antara/Reza Novriandi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Koordinator Nasional Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT) Lita Anggraini mengatakan pekerja rumah tangga yang kebanyakan perempuan masih mengalami diskriminasi dan tidak diakui sebagai pekerja.

"Secara sistematis PRT bekerja dalam situasi kerja yang tidak layak," kata Lita dihubungi di Jakarta, Kamis (8/2/2018).

Lita mengatakan masih banyak PRT yang bekerja dengan beban kerja tidak terbatas dan jam kerja panjang rata-rata lebih dari 14 jam per hari. Para PRT juga tidak mendapatkan waktu istirahat, libur mingguan, cuti tahunan, jaminan sosial dengan upah yang sangat rendah, pembatasan akses untuk bersosialisasi dan berorganisasi.

"Mereka juga tidak memiliki jaminan atas tempat tinggal dan makanan yang layak dan sehat serta masih rentan dengan berbagai bentuk kekerasan baik psikis, fisik, ekonomi, sosial bahkan seksual," tuturnya.

Padahal, jumlah PRT di Indonesia sangat banyak, bahkan Lita menyebut sebagai yang terbanyak di dunia, yang menandakan keberadaan mereka sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Berdasarkan Rapid Assesment yang dilakukan JALA PRT pada 2010, jumlah PRT diperkirakan mencapai 16.117.331 orang.

Sedangkan survei Organisasi Buruh Internasional (ILO) Jakarta pada 2015 menyebutkan jumlah PRT lokal yang bekerja di dalam negeri mencapai 4,2 juta orang dengan 90 persen adalah perempuan.

Setiap 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Sejumlah kelompok perempuan merancang kegiatan dan aksi pada hari tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: