Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Makna Kunjungan Menteri BUMN ke NTT

Makna Kunjungan Menteri BUMN ke NTT Kredit Foto: Antara/Kornelis Kaha
Warta Ekonomi, Kupang -

Kunjungan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariana Soemarno (60) selama dua hari (6-7 Maret 2018) ke Nusa Tenggara Timur, memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat di daerah kepulauan itu.

Setidaknya, hal itu dirasakan oleh masyarakat di Kota dan Kabupaten Kupang serta Larantuka dan Pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur yang menjadi sasaran kunjungan wanita kelahiran Maryland, Amerika Serikat, pada 9 Juni 1958 itu.

Misi utama dari kunjungan Menteri BUMN, lulusan sarjana ekonomi pada Wellesley College, Massachusetts, Amerika Serikat 1981 ini guna melihat langsung perbaikan infrastruktur di wilayah terpencil, terluar dan tertinggal (3T) di daerah berpenduduk sekitar 5 juta jiwa itu.

Kunjungan kerja ke NTT ini merupakan bentuk dukungan Ibu Menteri untuk mendorong peningkatan perbaikan infrastruktur dasar, seperti kelistrikan, sarana air bersih, dan pendidikan, kata Wianda Pusponegoro, Staf Khusus III Menteri BUMN.

Rini Mariana Soemarno yang ditunjuk menjadi Menteri BUMN periode 2014-2019 dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo sejak 26 Oktober 2014 itu akhirnya membuktikan itu semua saat menyerahkan dana bantuan kepedulian sosial perusahaan (CSR) sebesar Rp25,5 miliar kepada Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Desa Bipolo, Kabupaten Kupang.

Bantuan dari BUMN itu, kata Rini, untuk perbaikan infrastruktur pendidikan dan pembangunan MCK serta air bersih dan rumah ibadah bagi masyarakat daerah ini, khususnya di Kota dan Kabupaten Kupang serta Kabupaten Flores Timur.

Rini yang juga mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Gotong Royong periode 2001 - 2004 itu mengatakan bantuan CSR untuk Kota dan Kabupaten Kupang sebesar Rp9,5 miliar, sedang untuk Larantuka dan Adonara di Kabupaten Flores Timur senilai Rp12,5 miliar.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya memberi apresiasi yang tinggi kepada BUMN yang telah menyalurkan sebagian penghasilannya untuk membantu masyarakat daerah itu.

Gubernur mengaku melihat sendiri ada sekolah dalam kondisi rusak di Desa Bipolo. Pihaknya bersyukur karena Menteri BUMN langsung memerintahkan PT Telkom, Pertamina dan PLN untuk bersinergi membangun sekolah tersebut secara permanen.

Kondisi kehidupan masyarakat di Desa Bipolo memang masih memprihatinkan. Sebagian rumah penduduk, sampai sekarang belum juga menikmati penerangan dari listrik. Keprihatinan itu langsung dijawab PLN dengan menyambung jaringan listrik secara gratis kepada 36 kepala keluarga di desa penambak garam itu.

Pemasangan jaringan tersebut merupakan bagian dari program desa berlistrik di wilayah Kabupaten Kupang. Hingga Desember 2017 baru 149 desa di Kabupaten Kupang yang berlistrik atau baru mencapai 84,18 persen dari total 177 desa yang ada di Kabupaten Kupang.

Putri mantan Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan Kabinet Kerja III periode 1960-1962 Soermarno itu secara simbolis langsung menyalakan lampu listrik di SMP Negeri 5 Sulamu sebagai bukti keseriusan PLN terhadap sektor pendidikan.

Bagi Menteri BUMN, pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung kemajuan suatu bangsa, sehingga BUMN sebagai agen pembangunan dan perpanjangan tangan pemerintah yang memiliki andil dalam mendukung kemajuan pendidikan di Tanah Air.

Direktur Human Capital Managemen PLN Muhamad Ali mengatakan PLN akan terus meningkatkan infrastruktur kelistrikan di daerah-daerah perdesaan, selain menggenjot program listrik berkapasitas 35.000 MW untuk membuat Indonesia Terang mulai 2019.

PLN juga memberikan bantuan penyambungan listrik gratis untuk 305 KK di Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, dan 21 KK di Desa Waewuring, Pulau Adonara. Berbagai jenis bantuan CSR dari BUMN itu diharapkan bisa menyejahterakan dan mencerdaskan masyarakat.

Teteskan air mata Saat berkunjung ke Pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur untuk meresmikan Gereja Katolik St Martinus Hinga di wilayah Kecamatan Kelubagolit, Menteri Rini didampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan Bupati Flores Timur terpaksa menumpang kapal feri milik PT (Persero) ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang.

"Saya ingin menikmati perjalanan dengan menggunakan fasilitas pelayaran milik BUMN," kata Menteri Rini sambil melempar senyum kepada Gubernur Lebu Raya.

Rini, kata Gubernur, merupakan menteri pertama di Indonesia yang berkunjung ke Pulau Adonara dengan menggunakan kapal feri.

Suasana pun tampak mencair selama dalam pelayaran menuju Pulau Adonara dari Pelabuhan Waibalun di Larantuka yang memakan waktu sekitar 1,5 jam itu. Menteri BUMN seakan ikut merasakan jasa kapal feri yang biasa digunakan oleh masyarakat Kabupaten Flores Timur untuk bepergian ke Kupang dan pulau-pulau lain di NTT.

Saat berada di atas KMP Gunung Lakaan yang mengantarnya bersama rombongan ke Pulaun Adonara, Rini mengatakan kalau masyarakat NTT mau nyebrang naik kapal feri, dirinya juga harus merasakan hal itu, sekalian mau mengecek bagus tidaknya pelayanan ASDP.

Di Pulau Adonara, Menteri Rini menyalurkan bantuan corporate social responsibility (CSR) dari setiap BUMN, seperti Telkomsel, Telkom Indonesia, BNI, dan PLN yang hampir mendekati Rp3,5 miliar untuk pembangunan penyaluran air bersih, renovasi masjid, dan bantuan listrik kepada 21 kepala keluarga.

Selepas meletakkan batu pertama pembangunan SMP Katolik Awas Hinga, Menteri BUMN bersama rombongan langsung kembali ke Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur, di Pulau Flores untuk melakukan kegiatan serupa "BUMN Hadir untuk Negeri".

Ketika sampai di SDLB Negeri Weri di Larantuka, Menteri Rini M Soemarno sempat meneteskan air matanya tatkala menyampaikan sambutannya di depan puluhan siswa penyandang disabilitas itu. "Sejujurnya saya bersyukur karena program sinergis BUMN dapat memberikan manfaat, khususnya bagi mereka yang sedang membutuhkan seperti saat ini," katanya.

Rini tak kuasa menahan air matanya saat melihat semangat para pelajar yang berkemampuan khusus di sekolah tersebut melakukan berbagai ekspresi.

Berkali-kali ia mengaku bersyukurlah kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena program "BUMN Hadir untuk Negeri" bisa membantu mereka di NTT.

Ada sekitar 143 BUMN di lingkungan Kementerian BUMN yang masuk dalam pengawasan dan bimbingannya. BUMN-BUMN tersebut kemudian mengelola BUMN-nya masing-masing sebaik mungkin agar memberi keuntungan yang bisa digunakan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

Dan hasilnya sudah kami lakukan sejak kemarin dan pada hari ini, dan kami berada di sini tak terlepas dari komitmen Bapak Presiden (Joko Widodo) yang menghendaki agar pemerintah harus hadir untuk masyarakat, ujar Menteri Rini.

Saat itu, sejumlah BUMN seperti PT Telkom, PT Pertamina, PT ASDP dan Bank BRI juga memberi sumbangan kepada SDLB Negeri Weri tersebut berupa aplikasi I/CHAT, vokasi otomotif dan pariwisata, uang tunai sebesar Rp300 juta dari PT ASDP, Rp210 juta dari Bank BRI dan Rp300 juta dari Bank Mandiri untuk renovasi SD tersebut dan membangun taman bacaan.

Dari sisi rasio elektrifikasi, Flores Timur merupakan satu-satunya kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang pertama meraih 100 persen desa berlistrik. Hingga Desember 2017, ratio elekrifikasi di Flores Timur sudah mencapai 91,20 persen, setelah PLN membantu pemasangan gratis bagi 305 rumah tangga di Kecamatan Tanjung Bunga, sehingga masih tersisa tiga persen atau sekitar 22 desa yang belum berlistrik.

Menteri BUMN Rini M Soemarno yang hadir melalui forum BUMN Hadir untuk Negeri ini memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur, karena telah memberikan begitu banyak bantuan untuk memperbaiki kehidupan ekonomi bagi mereka yang masih bermukim di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) nusantara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: