Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Lawan Terberat Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar

Ini Lawan Terberat Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Bandung -

Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 4 Dedi Mulyadi mengaku memiliki lawan terberat di Pilgub Jawa Barat.

Uniknya, ternyata lawan tersebut tidak berasal dari pasangan calon lain dalam perhelatan demokrasi lima tahunan itu. Pria yang suka memakai iket Sunda jenis makutawangsa itu mengatakan lawan terberatnya adalah dirinya sendiri.

"Lawan terberat kita bukan pasangan nomor satu, dua, atau tiga di Pilgub Jabar. Lawan terberat saya adalah diri kita sendiri," ujarnya kepada wartawan Sabtu (10/3/2018).

Artinya, visi dan program kita akan diuji oleh masyarakat sebelum diterima. Kemudian, ikhtiar dan kerja keras kita juga diuji.

Menurut Dedi, latar belakang dirinya yang tumbuh dari lingkungan pedesaan dan keadaan ekonomi pas-pasan merupakan modal utama. Faktor tersebut menjadikan dia peka terhadap kondisi umum masyarakat kecil yang membutuhkan perhatian.

"Ya, kita mah orang kampung. Tetapi, justru karena itu ada kepekaan alamiah yang tumbuh," ungkapnya.

Selama dua periode memimpin Kabupaten Purwakarta, Dedi Mulyadi memang sangat memperhatikan keluhan dan kebutuhan masyarakat di kampung. Berbagai kebijakan telah diberlakukan dan tersistem sehingga penerusnya di Purwakarta hanya tinggal melanjutkan.

Beberapa diantaranya yaitu sistem layanan kesehatan berbasis online, ambulance on call 24 jam, dan sistem pendidikan berkarakter. Selain itu, pembangunan infrastruktur desa, ruang publik di desa dan di kota, serta akulturasi kultur Sunda dengan perkembangan teknologi.

Massifnya pembangunan di daerah yang dulu hanya dikenal sebagai tempat lewat itu mampu menjadikannya bersaing. 

"Kini, Purwakarta sejajar dengan kabupaten/kota lain di Jawa Barat. Dalam setiap minggu, tak kurang dari 20 ribu wisatawan berkunjung ke Purwakarta," jelasnya.

Dia menilai ada ikatan ideologis yang sama dengan seluruh warga Jawa Barat, misalnya, ada keinginan dipimpin orang kampung, mengerti cara mengurus pertanian dan perikanan.

"Mereka juga ingin memiliki pemimpin yang menggunakan dan memahami bahasa mereka," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: