Lebih dari 300 orang telah meninggalkan distrik Ghouta di Suriah sejak sebuah koridor kemanusiaan dibuka di sana, kantor berita RIA mengutip seorang perwakilannya untuk pusat pemantauan gencatan senjata Rusia di Suriah pada hari Rabu (14/3/2018).
"Sejak koridor kemanusiaan mulai beroperasi di wilayah Ghouta timur, lebih dari 300 orang telah meninggalkan wilayah tersebut, sebagian besar orang-orang ini pergi dalam beberapa hari terakhir," tulis RIA mengutip Mayor Jenderal Vladimir Zolotukhin, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (14/3/2018).
Sebelumnya, koordinator warga sipil PBB di Suriah mengatakan sebuah evakuasi warga sipil diperkirakan terjadi pada hari Selasa (13/3/2018) di daerah kantong pemberontak Ghouta timur, di mana militer telah melakukan serangan hebat.
"Hari ini, kami mengharapkan evakuasi warga sipil, termasuk orang-orang dengan kondisi yang memerlukan tindakan medis," Ali al-Za'tari mengatakan di persimpangan al-Wafideen, tanpa menjelaskan lebih jauh.
Serangan udara oleh pemerintah telah menewaskan 659 orang di Ghouta timur sejak 18 Februari, sementara serangan pemberontak di Damaskus telah menewaskan 27 orang, menurut Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Suriah.
Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada hari Jumat bahwa serangan udara Suriah ke Ghouta timur dan penembakan dari daerah yang telah diblokade yang menjadi sarang pemberontak ke Damaskus mungkin masuk kategori kejahatan perang. Gedung Putih meminta pasukan pro-Assad untuk "segera berhenti menargetkan infrastruktur medis dan warga sipil."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo