Gaya hidup tentunya memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan seseorang. Kendati demikian, masih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki gaya hidup tidak sehat. Di tahun 2017, BPJS mengalami defisit sekitar Rp9 triliun akibat besarnya tanggungan pemerintah terhadap klaim pengguna BPJS, terutama penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup: hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
Kenyataan ini menarik perhatian Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya. Setelah sekitar setahun membangun startup kesehatan, ketiga lulusan universitas Amerika terkemuka ini meneliti pandangan masyarakat terhadap gaya hidup sehat. Setelah melakukan survei pasar terhadap 300 responden, ditemukan fakta bahwa masyarakat sudah memiliki kesadaran pentingnya gaya hidup sehat. Masyarakat sudah siap mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dengan catatan adanya produk-produk yang pas dengan selera masyarakat, harga yang terjangkau, dan mudah didapatkan.
Menyadari adanya kebutuhan yang begitu besar untuk melakukan perubahan positif di sektor kesehatan dari segi lifestyle, Shinta, Jo, dan Ronald, begitu sapaan akrab mereka, memutuskan membangun "Lemonilo".
Berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (15/3/2018), Lemonilo bermitra dengan berbagai UKM dari seluruh Indonesia. Lemonilo muncul sebagai healthy lifestyle ecosystem yang menyediakan berbagai produk alami terjangkau untuk segala kebutuhan dengan jaminan bebas dari 100+ bahan sintetis berbahaya, melalui curated marketplace. Dengan melakukan proses kurasi yang ketat, Lemonilo memastikan semua produk yang dijual alami dan sehat untuk dikonsumsi.
Selain menjual produk-produk UKM yang lolos kurasi, lebih dalam lagi, Lemonilo turut membantu mitra UKM melakukan optimalisasi produksi. Inilah yang menjadi core business Lemonilo. Dengan menggabungkan teknologi big data untuk melakukan sales forecast, Lemonilo dapat memprediksi produk yang akan laku di pasaran. Kemudian dari hasil analisis data, tim Lemonilo yang terdiri dari food technologist dan nutritionist merekonstruksi ulang formula produk yang diinginkan untuk nantinya diproduksi oleh mitra UKM di bawah bendera Lemonilo.
Langkah ini dilakukan agar produk alami yang dihasilkan UKM dapat ditawarkan dengan harga terjangkau. Lemonilo menargetkan harga produk alami keluaran mereka maksimal 30% lebih mahal dari produk serupa yang tidak sehat.
Saat ini di Indonesia, harga produk alami yang ada di pasaran dapat mencapai hingga 200% lebih mahal dari produk serupa yang tidak sehat. Itulah mengapa kategori produk alami sebelumnya belum bisa diserap secara optimal oleh sebagian besar masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: