Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Proyek Smelter Alumina Mempawah Ditargetkan Mulai Produksi 2020

Proyek Smelter Alumina Mempawah Ditargetkan Mulai Produksi 2020 Dirut Inalum, Budi G. Sadikin, | Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Induk Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor tambang PT Inalum (Persero) bersama China Aluminium Company (Chinalco) menargetkan proyek Smelter Grade Alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat bisa berproduksi pada 2020. Pabrik pengolahan bijih bauksit menjadi alumina ini akan memiliki kapasitas produksi hingga 1 juta ton. 

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, ke depannya Inalum, Antam, dan Chinalco akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) untuk mendukung terealisasinya proyek ini. 

Rini berharap pembangunan proyek smelter ini akan meningkatkan nilai tambah produk tambang bauksit yang dihasilkan dari perut bumi Indonesia. Kerja sama kedua perusahaan ini diharapkan juga bisa meningkatkan kemampuan SDM Indonesia.

"Diharapkan potensi kerja sama dengan berbagai mitra global dapat mengakselerasi hilirisasi produk tambang serta dapat meningkatkan kapabilitas SDM Indonesia untuk membangun smelter alumina dalam jangka waktu yang singkat," ujar Rini dalam pertemuan dengan Chairman Aluminum Corporation of China Ltd (Chinalco), Ge Honglin di Beijing, Cina, Rabu (4/4/2018).

Tak hanya ikut membangun proyek smelter, lanjut Rini, Chinalco juga bersedia memberikan akses pasar internasional untuk 500.000 ton alumina per tahun hasil produksi dari pabrik tersebut. Chinalco tercatat memproduksi 60% alumunium dunia atau produsen ketiga terbesar di dunia.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menambahkan, smelter alumina adalah salah satu dari sejumlah proyek strategis yang akan digarap holding BUMN tambang sebagai percepatan hilirisasi tambang.

"Guna meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia dan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja di berbagai lokasi proyek," ujar Budi. 

Sebagaimana diketahui, saat ini cadangan bauksit Indonesia adalah terbesar ke-8 dunia, sedangkan nilai ekspornya peringkat kedua terbesar.

Hingga saat ini Indonesia belum memiliki pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina sehingga seluruh bijih bauksit di ekspor ke luar negeri yaitu Jepang dan Cina. Sementara alumina sebagai bahan baku untuk pembuatan aluminium harus diimpor oleh Inalum dari negara lain seperti Australia, Cina, dan India.

Pembangunan proyek SGA diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia, mengurangi impor alumina, menciptakan lapangan kerja baru, serta berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: