Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati kekhasan yang dimiliki kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" itu saat melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi, Jawa Timur,
Di Banyuwangi, Rini yang didampingi Bupati Abdullah Azwar Anas mengagendakan kunjungan ke Kampung Durian, Kecamatan Songgon. Di sana, Rini menikmati berbagai jenis durian Banyuwangi.
Di lokasi itu Rini menikmati durian khas Banyuwangi, yakni durian merah yang kini banyak diburu para penikmat buah beraroma menyengat itu. "Top, top," kata Rini, sambil beberapa kali mengacungkan jempol sebagai tanda lezatnya durian tersebut.
Selain itu, Rini juga menikmati durian Boneng yang juga menjadi favorit di Kampung Durian. "Durian Boneng ini enak banget. Ini durian asli Banyuwangi," kata Rini dengan semangat.
Durian Boneng merupakan varietas yang hanya ada satu pohon di Banyuwangi. Durian ini tidak memiliki biji. Kalau pun ada, bijinya sangat kecil. Durian Boneng mulai dikembangkan untuk diperbanyak di daerah paling timur Pulau Jawa itu.
Pejabat yang sebelumnya malang-melintang di dunia bisnis tersebut juga mencicipi berbagai varietas durian yang ada, seperti durian pink, oranye, pelangi, mentega, dan lainnya.
"Di sini sangat nyaman. Menikmati durian sambil menikmati suasana alam yang asri, udara sejuk, dan mendengar suara burung. Saya betah berlama-lama di sini," kata perempuan yang lahir di Maryland, Amerika Serikat, 9 Juni 1958 ini.
Selain durian, Rini juga menikmati aneka buah lokal yang ada di Bumi Gandrung itu, seperti buah manggis, nangka merah, dan kepundung.
Bahkan, Rini secara khusus memborong dua dus atau 20 durian, satu dus nangka merah, dan satu dus manggis untuk dibawa ke Jakarta. "Waduh, saya kok borong banyak buah dari Banyuwangi," ujar Sarjana Ekonomi lulusan 1981 dari Wellesley College, Massachusetts, Amerika Serikat, yang juga Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Gotong Royong 2001 hingga 2004 ini.
Di Kampung Durian ini, Rini juga menikmati aneka kuliner lokal, seperti pepes unagi yang banyak diekspor ke Jepang. "Khas dan enak banget," kata Rini.
Rini sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Pemkab Banyuwangi. Bagaimana kebun durian rakyat didesain sedemikian rupa, dijadikan tempat wisata Kampung Durian. Dengan demikian, keberadaan Kampung Durian memberikan manfaat yang lebih banyak bagi masyarakat.
"Ini sesuatu yang menarik. Bagaimana kebun rakyat dikemas dengan menarik, dijadikan tempat wisata Kampung Durian, sehingga rakyat memiliki nilai lebih dari kebunnya. Saya sudah minta BUMN untuk bantu kembangkan kampung ini karena potensial sekali," katanya.
Kampung Durian baru diresmikan saat Festival Durian Banyuwangi, 18 Maret lalu. Tiap hari ratusan orang datang ke Kampung Durian. Songgon sendiri merupakan salah satu daerah penghasil durian. Di kecamatan ini terdapat 465 hektare lahan yang ditanami durian dengan puluhan ribu pohon. Khusus di Kampung Durian, terdapat sekitar 4.000 pohon durian.
"Banyuwangi kini punya sentra durian, Kampung Durian. Tidak sekadar menghasilkan durian, namun di kampung ini pengunjung juga bisa menikmati durian langsung di tempatnya," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Kampung durian bisa ditempuh dari pusat kota Banyuwangi cukup 30 menit perjalanan dengan kendaraan bermotor. Para pengunjung lalu berjalan kaki menyusuri jalan setapak 500 meter. Di sepanjang jalan itulah, kebun durian terbentang luas. Para petani durian di sana telah menyediakan tempat-tempat khusus di samping jalan tersebut. Durian disajikan langsung dari pohonnya.
Selain itu, suasana Kampung Durian yang sejuk, dengan nuansa perdesaan, wisatawan bisa menikmati durian di bawah pohon sambil menghirup udara yang segar.
Kampung Durian menyuguhkan banyak varian durian. Seperti durian kuning, pelangi, oranye, merah, bahkan ada durian bakar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil