Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Grab: Kenaikan Tarif Bisa Bikin Pelanggan Kabur

Grab: Kenaikan Tarif Bisa Bikin Pelanggan Kabur Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menegaskan sikapnya yang tidak pro terhadap usulan pemerintah dalam mengubah tarif transportasi daring (online) menjadi tidak murah lagi. Ridzki menilai bila regulasi tersebut bakal diimplementasikan bisa berdampak bagi pelanggan dan pengemudi.

"Menaikkan tarif tidak serta-merta menaikkan pendapatan. Justru menaikkan tarif sepihak tanpa perhitungan yang matang itu berpotensi menurunkan pendapatan," tegas Ridzki di kantornya, Gedung Lippo, Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

Lebih jauh ia mengumpamakan bila tarif naik dua kali lipat menjadi Rp3.500 atau Rp4.000 per kilometernya, tentu tidak ada pelanggan yang mengorder.

"Jadi, permintaan yang kurang bertanggung jawab ini justru berpotensi membahayakan penghasilan mitra roda dua Grab sehingga saat ini kami tidak akan memenuhi permintaan tersebut," ujarnya.

Menurutnya, tarif yang berlaku di Grab sudah diatur melalui teknologi dengan menggunakan machine learning. "Tarif didasarkan tempat tertentu, waktu, dan demand. Jadi, sebenarnya bukan menjadi rahasia lagi bahwa tarif ini sangat dinamis bahwa kepentingannya ada, baik untuk passenger maupun pengemudi," imbuhnya.

Terkait regulasi tarif atas dan bawah, belakangan ini para mitra Grab menyampaikan aspirasinya dengan turun ke jalan meminta penyesuaian tarif. Namun, Ridzki membantah aksi itu bukan dilakukan dari mitranya. Pasalnya, pihaknya kerap berkomunikasi guna memecahkan masalah yang dialami pengemudi selama ini.

"Kami meragukan ini adalah representatif dari mitra-mitra pengemudi karena bicara dengan mitra pengemudi adalah pekerjaan sehari-sehari melakukan diskusi. Yah memang ada yang berbicara tolong menaikkan pendapatan kami dan kami selalu berusaha dengan itu. Karena apa? Karena kami sejalan dengan kepentingan (pengemudi) kami," ungkapnya.

Ridzki mencurigai bila mitranya tersebut bukan asli dari Grab karena beberapa hal.

"Sehingga di sini kami mempertanyakan dari beberapa, mereka bukan dari perwakilan pengemudi karena ada yang tidak terdaftar di kami, ada yang terakhir terdaftar di 2017 yang narik cuma satu dan dua order. Ini kan pertanyaan," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: