Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

95 Persen Bahan Baku Farmasi Masih Impor

95 Persen Bahan Baku Farmasi Masih Impor Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penerapan standar halal di industri farmasi, merupakan sebuah tantangan tersendiri mengingat sekitar 95% bahan baku farmasi masih impor sehingga untuk penerapan jaminan produk halal ini yang cukup kritikal bagi industri farmasi membutuhkan dukungan dari pemasok bahan baku.

Hal itu diungkapkan Direktur Utama Bio Farma, M. Rahman Roestan menjadi salah satu pembicara dalam acara International Islamic Healthcare Conference dan Expo (IHEX) di Jakarta Convention Centre, Selasa (10/4/2018).

Dalam paparannya Rahman mengawali dengan peranan Bio Farma, sebagai BUMN di negara Islam dan negara berkembang untuk menjamin kemandirian dan ketersediaan vaksin, serta menyampaikan tantangan implementasi jaminan produk halal untuk Industri Farmasi, terutama produk Biologi. 

Rahman menjelaskan secara umum konsep halal farmasi ini tidak lepas dengan konsep cara pembuatan obat yang baik atau Good Manufacturer Practice (GMP), baik aturan di Indonesia melalui Badan POM dan aturan International dari badan kesehatan dunia (WHO). Bahkan, sebaiknya, pada saat proses awal, R n D sudah didampingi oleh Ulama, perlunya sinergi dan harmonisasi halal di negara Islam untuk vaksin dan obat-obatan.

"Kami beberapa kali mengundang ulama untuk melihat langsung proses produksi, melakukan review produk baru dengan melibatkan ulama," ungkapnya.

Sementara itu, dalam konferensi tersebut juga dibahas mengenai pengalaman industri halal di sektor healthcare diantaranya narasumber dari Malaysia, China, Turki selain tentunya Indonesia.

Konferensi yang baru pertama ini diadakan oleh Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) yang beranggotakan Rumah Sakit Islam di Indonesia.

"Sebelumnya, pada forum internasional Vaccine Manufacturers Group bagi negara Islam,  Indonesi terpilih sebagai Centre of Excellence Vaksin bagi Negara Islam pada Desember 2017 lalu," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: