Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Ketahanan Pangan menampung beras toko tani Indonesia (TTI) yang dikembangkan oleh gabungan kelompok tani (gapoktan) guna memenuhi kedaulatan pangan nasional.
"Kita tahun ini menargetkan dari 38 gapoktan wajib memproduksi beras TTI sebanyak 100 ton per gapoktan," kata Kepala Bidang Distribusi dan Pemanfaatan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lebak, Dani Hendarman, Minggu.
Selama ini, Kabupaten Lebak mampu berswasembada pangan khusus beras dan bisa memasok ke luar daerah. Bahkan, gapoktan memiliki kewajiban untuk memasok beras TTI ke DKI Jakarta sebanyak 1.125 ton.
Pemerintah Kabupaten Lebak menjalin kerja sama dengan 38 gapoktan tersebar di sejumlah kecamatan. Mereka para gapoktan harus mampu memproduksi beras TTI sebanyak 100 ton per gapoktan per tahun.
Pasokan beras TTI dari gapoktan tersebut guna menyumbangkan ketersediaan pangan untuk masyarakat juga DKI Jakarta. Sebab, Kabupaten Lebak ditunjuk oleh Kementerian Pertanian sebagai daerah penyangga Ibukota Negara, termasuk Lampung.
"Kami minta gapoktan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pangan sehingga bisa memenuhi permintaan pasar juga peningkatan ekonomi petani," katanya menjelaskan.
Dani mengatakan Kementerian Pertanian tahun 2018 menjalin kerja sama dengan 38 gapoktan dan mereka mendapat bantuan sebesar Rp100 juta per kelompok. Penyaluran bantuan dana sebesar itu dialokasikan untuk keperluan membeli benih, pupuk, pestisida dan lainnya.
Namun, penyaluran bantuan dana Rp100 juta itu, mereka gapoktan tidak mengembalikan. Meski mereka tidak mengembalikan dana bantuan, namun diwajibkan bisa meningkatkan produksi pangan.
"Kami berharap bantuan dana itu dapat digunakan untuk meningkatkan usaha petani juga mendongkrak produksi pangan," ujarnya menjelaskan.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Ruhyana mengatakan pihaknya mampu memproduksi beras TTI sebanyak 30 ton per bulan. Produksi beras TTI itu, selain dipasok ke sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak juga dipasok ke DKI Jakarta.
Mereka para petani di wilayahnya mengembangkan tanaman padi seluas 300 hektare dan bisa panen tiga kali musim tanam per tahun. "Kami mengapresiasi adanya bantuan dari Kementan sehingga bisa meningkatkan produksi pangan," katanya.
Ketua Asosiasi Petani Lebak Arsad mengatakan bahwa pihaknya selama ini menjalin kerja sama dengan Pemkan Lebak untuk menampung produk pertanian lokal. Kerja sama ini tentu menguntungkan petani, karena mereka menjual komoditas pertanian tidak kepada tengkulak.
"Kami merasa terbantu melalui kerja sama itu, karena bisa meningkatkan pendapatan ekonomi petani," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna, mengatakan saat ini harga beras yang ditampung TTI sebesar Rp7.700 per kilogram.
"Kami berharap kerja sama pemerintah daerah dan gapoktan dapat memutuskan tata niaga harga pertanian sehingga menguntungkan petani," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Gito Adiputro Wiratno
Tag Terkait: