Penyebab patahnya pipa baja Pertamina makin menguat dan diduga disebabkan oleh jangkar kapal milik MV Ever Judger. Tim Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut bahkan dilokasi ditemukan seperti parit sepanjang 498 meter dari jangkar.
Hal itu menjadi salah satu fakta baru diungkapkan tim investigasi Pushidrosal, usai investigasi mendalam dilakukan sejak 5 April lalu di daerah terlarang terbatas (DTT), termasuk larangan lego jangkar di Teluk Balikpapan.
Update terbaru Pushidrosal menguatkan dugaan penyebab tumpahan minyak di perairan Teluk Balikpapan adalah jangkar milik MV Ever Judger.
"Kami menduga penyebab patah pipa dimungkinkan karena jangkar. Sebelum kejadian MV Judger satu-satunya kapal yang melintas dan Berhenti di lokasi patahan," terang Kepala Pushidrosal Laksamana Madya TNI Harjo Susmoro, Selasa (17/4/2018).
Citra Base Surface koridor pipa bawah laut di Teluk Balikpapan, mencatat empat buah pipa di dasar laut. Tim investigasi menemukan parit sepanjang 498,82 meter (m), lebar 1,6 -2,5 m, dengan kedalaman 0,3 - 0,7 m. "Diduga parit berasal dari tarikan jangkar yang tersangkut di pipa. Kemudian, tim menemukan posisi pipa patah bergeser ke arah tenggara sejauh 117,34 m. Pipa yang patah berada paling utara di antara tiga pipa lain dengan posisi horizontal. Disimpulkan panjang patahan berkisar 26,7 meter," terangnya.
Pushidrosal merekam kapal berbendera Panama itu, sebagai objek satu satunya yang kali terakhir berada dekat di lokasi patahan pipa. Kapal melintas dengan kecepatan rendah mencapai di bawah 1 knot/jam dari semula 8 knot/jam.
Harjo menerangkan penurunan kecepatan diperlukan sebagai persiapan lego jangkar minimal radius 1.000 meter.
Upaya ini bertujuan agar terjadi penurunan kecepatan kapal secara teratur. Kapal mengangkut 22 WNA asal China itu, tercatat memasuki perairan Indonesia pada 30 Maret sekira pukul 22.00 Wita.
Kapal berhenti tepat di posisi pipa patah yang dikonfirmasi di titik koordinat 01 derajat 14 menit 42.35 detik Selatan / 116 derajat 47 Menit 16.11 Detik Timur.
"Metode pelepasan jangkar kapal, seumpama sepeda motor ketika berhadapan dengan lampu merah. Tidak langsung berhenti. Ada tahapan-tahapannya," ujarnya.
Harjo menambahkan di kedalaman berkisar 21 meter, side scan sonar pada Selasa 3 April memperjelas adanya benda keras yang jatuh ke dasar laut, yakni pipa.
Keterangan sebagai ahli berdasarkan catatan hidrografi ini akan berikan ke penyidik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: