Tahun 2017 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi sektor properti. Kondisi ini turut dialami PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang meraih pendapatan tercatat Rp11 triliun atau relatif stagnan dibanding dengan pendapatan tahun sebelumnya. Adapun laba bersih juga menurun sebesar 30% menjadi Rp614 miliar.
Presiden Direktur LPKR Ketut Budi Wijaya mengatakan, meski pasar properti sedang lesu, perusahaan berhasil mencatat angka pra-penjualan yang kuat sebesar Rp8,2 triliun di mana Rp7,5 triliun berasal dari Meikarta. Selain itu, ditambah dengan tuntasnya penjualan aset ke REITS sebesar Rp1,1 triliun maka total penjualan properti di tahun 2017 mencapai Rp9,3 triliun.
"Ketika para pengembang properti di Indonesia sangat terpengaruh oleh pelemahan pasar properti di tahun 2017, kami sedikit lebih baik dibanding perusahaan sejenis. Hal ini disebabkan oleh pendapatan recurring yang terus berkembang, yang meredam volatilitas di pasar properti, dan sekali lagi membuktikan betapa pentingnya keseimbangan sumber pendapatan terutama ketika pasar properti sedang lesu," kata Ketut di Jakarta, Rabu (18/4/2018).
Dia menambahkan, pendapatan properti turun sebesar 18% menjadi Rp3,5 triliun yang memberikan kontribusi sebesar 31% terhadap total pendapatan. Sementara itu, pendapatan recurring tumbuh sebesar 13% menjadi Rp7,6 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 69% terhadap total pendapatan. "Pertumbuhan pendapatan recurring terutama ditopang oleh pertumbuhan divisi healthcare sebesar 13%," tambahnya.
Sementara itu, pendapatan dari divisi Urban Development turun sebesar 22% menjadi Rp2,3 triliun yang disebabkan terutama oleh pelemahan pasar properti di tahun 2017. Pendapatan dari divisi Large Scale Integrated turun sebesar 8% menjadi Rp1,2 triliun pada 2017.
Pendapatan dari divisi Healthcare tumbuh sebesar 13% menjadi Rp5,8 triliun. Pendapatan divisi Komersial LPKR sedikit meningkat sebesar 5% menjadi Rp770 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan Mal sebesar 12% menjadi Rp397 miliar yang didukung oleh peningkatan kontribusi dari Lippo Mal Puri, Buton, dan Jambi. Sementara itu, pendapatan hotel datar sebesar Rp373 miliar.
Bisnis Asset Management yang terdiri dari town management dan portofolio & property management, tumbuh sehat sebesar 15% menjadi Rp983 miliar di tahun 2017. "Hal ini terutama disebabkan oleh membesarnya total kelolaan aset di dalam portofolio REITS," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: