Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Startup Unicorn Mau IPO? Tunggu Dulu...

Startup Unicorn Mau IPO? Tunggu Dulu... Adler Haymans Manurung | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah terus mendorong perusahaan rintisan (startup) yang bervaluasi US$1 miliar‎ alias Unicorn seperti PT Gojek Indonesia (Go-Jek), PT Tokopedia, dan Bukalapak untuk masuk ke pasar modal melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO). Bahkan, pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berencana mengajak startup Unicorn tersebut untuk menyampaikan keluhannya terkait proses IPO kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Dayung ternyata bersambut, BEI sendiri telah menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi apabila ada perusahaan startup Unicorn yang berencana untuk IPO. BEI malah menyatakan telah merancang insentif IPO bagi para startup Unicorn dan sedang melakukan pembicaraan dengan pihak OJK. 

Terkait hal tersebut, Praktisi Pasar Modal Adler Haymans Manurung menilai bahwa hingga saat ini aturan terkait proses IPO yang ada di BEI ataupun OJK sudah tepat. Menurutnya, yang seharusnya menjadi pertanyaan adalah bagaimana keberlangsungan perusahaan-perusahaan startup Unicorn ini ke depannya. 

"Jadi, bukan regulatornya. Regulator sudah oke semua. Saya gengak salahkan regulator, saya tanyakan mereka (startup Unicorn) suistan apa enggak? Bisa tanggung jawab suistan apa enggak? 'Kan itu," katanya, kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Rabu (18/4/2018). 

Adler mengatakan, ia tak melarang jika startup unicorn berniat untuk mencari dana melalui pasar modal. Tapi ia menyarankan, sebelum IPO para pihak berkepentingan harus memastikan terlebih dahulu bagaimana keberlangsungan usaha startup Unicorn ke depannya. Pasalnya, selama ini ia memandang startup Unicorn yang ada di Tanah Air belum stabil. 

"Sekarang Tokopedia, Bli-bli segala macam kalau sudah suistan boleh go public. Kalau belum, gimana? Go-Jek aja belum suistan, masih berantam," ucapnya.

Dirinya berharap, pihak BEI dan OJK dapat melindungi investor dari perusahaan-perusahaan yang keberlangsungan hidupnya masih belum jelas. Jika pun para startup Unicorn membutuhkan dana, biarkan saja mereka mencari sendiri dan tidak masuk ke Bursa.  

"Perusahaan Unicorn ini biarkan mereka cari sendiri, jangan masuk ke Bursa. Artinya, apa dia masuk ke Bursa untuk dapatkan keuntungan? Enggak bolehlah. Cari sendirilah kalau ada perusahaan yang yakin sama dia lakukan, tapi jangan disuruh uang masyarakat yang kecil-kecil untuk beli itu. Enggak boleh, dong. Ini harus dilindungi sama Bursa dan OJK," ungkap pria yang juga merupakan Guru Besar Pasar Modal dan Perbankan Universitas Bina Nusantara ini. 

Sebelumnya, BEI menyebut bahwa sudah ada sekitar tiga startup Unicorn yang sudah bertemu dengan BEI. Ketiga startup tersebut adalah Tokopedia, Bukalapak, dan Go-Jek. Perusahaan-perusahaan tersebut menurut pihak BEI telah menunjukkan pertimbangannya untuk mencatatkan diri di BEI.

Namun, beberapa waktu lalu pihak Go-Jek menyampaikan keluhannya terkait syarat-syarat IPO yang belum bisa dipenuhi karena Go-Jek saat ini masih jadi perusahaan "muda" dengan historical financial yang masih dibangun. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: