Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kopi Arabika Gayo Bersiap Masuki Pasar Kanada

Kopi Arabika Gayo Bersiap Masuki Pasar Kanada Kredit Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kopi Arabika Gayo sedang bersiap memasuki pasar Kanada melalui proyek Trade and Private Sector Assistance Project (TPAS), sebuah proyek kerja sama antara Pemerintah Kanada dan Indonesia. Dua perusahaan kopi di Vancouver, Kanada, yakni Nusa Coffee Company dan Los Beans Coffee Trading, tertarik untuk mendalami kerja sama dengan produsen kopi Arabika Gayo asal Indonesia.

Pihak dari Nusa Coffee, Liza Wajong, menuturkan bahwa Nusa Coffee berkembang dengan mengandalkan tiga elemen: manusia, produk, dan proses. Hubungan Nusa Coffee dengan produsen kopi Gayo menggabungkan semua elemen tersebut, khususnya untuk mewujudkan visi mereka, yakni membawa biji kopi yang dapat dilacak dan berkelanjutan ke pasar Kanada.

"Kami mengharapkan hasil terbaik pada acara ini, sehingga kami dapat terus membuka jalan agar konsep 'Dari Kebun ke Cangkir' (From Farm to Cup) menjadi kenyataan," ujar Liza dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (23/4/2018).

Dimiliki oleh warga negara Indonesia, Nusa Coffee Company adalah pengimpor biji kopi premium dari Nusantara.

Dua perusahaan ini sudah pernah berkujung ke Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah pada tahun 2017 dalam kunjungan dagang yang difasilitasi oleh TPSA (Trade and Private Sector Assistance Project) Kanada dan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Presiden Los Beans, Mike Li, menuturkan bahwa setelah mengunjungi Gayo November lalu, dia berpikir Los Beans dapat melakukan sesuatu untuk petani kopi.

"Kami akan bekerja lebih erat dengan petani kopi Indonesia, untuk menyajikan secangkir kopi Gayo yang luar biasa kepada pecinta kopi Kanada," tutur Mike.

Los Beans mencari sumber biji kopi terbaik dari seluruh dunia, bekerja dengan mitra untuk mendapatkan kopi yang diproduksi dengan prinsip keberlanjutan sosial, lingkungan dan ekonomi.

International Trade Promotion Center (ITPC) Indonesia adalah jaringan dari 19 kantor yang berlokasi di 18 negara, dan kantor ITPC di Vancouver didirikan pada 2009. Kopi Indonesia terpilih sebagai komoditas sasaran TPSA karena potensinya yang kuat untuk ekspor ke pasar Kanada.

Indonesia menduduki peringkat keenam sebagai pemasok kopi terbesar ke Kanada, menyumbang 5,1% dari pasar impor Kanada. Total pasar impor Kanada hampir berlipat ganda antara 2006 dan 2016 (dari US$320 juta menjadi US$623 juta pada 2016), sedangkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 6,9%. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: