Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai pergantian Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik merupakan hal yang pantas.
"Banyak manuver Elia yang menimbulkan keresahan dan kegaduhan, serta memicu inflasi," kata Fahmy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (23/4/2018).
Manuver yang dinilai kurang tepat diantaranya kelangkaan BBM, penaikan harga pertalite dan paling akhir adalah terkesan cuci tangan dalam kasus tumpahan minyak di Teluk Balikpapan.
Sementara itu penunjukkan Nicke sebagai Plt Dirut PT Pertamina juga dinilai sudah layak karena mempunyai pengalaman sebagai pemimpin sebelumnya, baik ketika di PLN ataupun perusahaan swasta asing.
"Siapa penggantinya? Sebaiknya, Dirut definitif dari salah seorang direksi sebelumnya, bukan dari luar," kata Fahmy.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelumnya, berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB) PT Pertamina (Persero) mencopot Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik.
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan ada beberapa alasan jajaran Direksi PT Pertamina (Persero) diganti.
"Semua proses dilakukan bersama dan mendapatkan masukan Dewan Komisaris," kata Fajar.
Alasan pertama, menurutnya merupakan rangkaian keseluruhan dari tahapan setelah holding, yang dimaksudkan untuk memperkuat dan mempercepat implentasi holding.
Kedua, alasannya adalah ada pergantian Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina serta jajaran lainnya juga.
Selain itu, terkait dengan pengamatan dan penilaian Dewan Komisaris Pertamina bahwa Pertamina harus segera melakukan kajian dampak dari perubahan biaya dan kenaikan harga yang terakhir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: