Hasil survey Litbang Kompas menunjukan elektabilitas Joko Widodo tidak sampai menyentuh angka 60 persen. Angka ini dinilai masih belum cukup aman bagi capres dengan status petahana. Menanggapi hal itu, Sekjen PPP Arsul Sani tidak khawatir dengan hasil sigi tersebut.
"Banyak orang bilang bahwa angka 60 persen itu sebagai patokan aman seorang petahana akan terpilih kembali. Bagi saya, itu bukan jaminan, masih ada faktor-faktor lain yang akan turut menentukan keamanan bagi seorang petahana untuk terpilih kembali," kata Arsul di Jakarta, Senin (22/4/2018).
Anggota Komisi III DPR ini menilai angka 60 persen tidak bisa menjadi patokan bagi Jokowi untuk terpilih kembali di periode kedua. Dia menjelaskan capaian persentase survei pada dasarnya hanya memotret keadaan atau gambaran elektabilitas di sekitar waktu survei tersebut dilakukan. Menurut dia masih butuh faktor konsistensi capaian persentase dalam rentang waktu yang lama sampai dengan menjelang Pilpres.
"Karena itu melihat aman atau tidaknya tingkat keterpilihan Jokowi sebagai petahana tidak bisa sesederhana dengan menjawab angka persentasenya sudah mencapai 60 persen atau belum," ucapnya.
Sebelumnya hasil survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Joko Widodo mengalami kenaikan apabila Pilpres dilakukan saat ini yaitu sebesar 55,9 persen. Angka itu meningkat dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya, elektabilitas Jokowi masih 46,3 persen.
Sementara itu, potensi keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebesar 14,1 persen, turun dari hasil survei enam bulan lalu yaitu 18,2 persen. Survei itu dilakukan pada 21 Maret-1 April 2018 sebelum Prabowo menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden di Rakornas Partai Gerindra pada 11 April lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: