Anak orang kaya mudah jadi pengusaha. Pernyataan ini ternyata tidak berlaku bagi sebagian orang yang justru memulai usaha dengan modal minim atau bahkan tanpa modal sepeser pun. Apakah mereka bisa sukses? Tentu saja bisa.
Perkara modal memang kerap menjadi hambatan dalam bisnis. Namun, tidak sedikit pengusaha yang lahir dari keterbatasan ekonomi yang mendesak. Mereka tetap berupaya untuk membuat bisnisnya berhasil.
Lima pengusaha berikut, seperti dikutip dari brilio.net, mampu membuktikan bahwa menjadi pengusaha sukses bukan hanya hak "anak orang kaya", tetapi hak setiap orang yang mau bekerja keras dan memiliki niat baik.
1. H. Bustaman
H. Bustaman adalah pemilik Rumah Makan Padang Sederhana. Kamu pasti mudah menemukan rumah makan ini karena saat ini sudah ada 100 cabang di seluruh Indonesia. Tak disangka, Bustaman mempunyai lika-liku kehidupan yang mengharukan. Dulu ia adalah tukang cuci piring di restoran, lalu beralih menjadi penjual koran di jalanan. Lantaran tak ada biaya, ia hanya bisa mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) atau setingkat SD kelas 2.
Pria kelahiran Lubuk Jantan, Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar ini ditinggal kedua orang tua meninggal saat masih kecil. Jadilah hidupnya luntang-lantung. Tahun 1970-an ia nekat ke Jakarta, membuka kios rokok emperan di Jalan Matraman. Kiosnya menumpang di depan ruang praktik seorang dokter. Lalu, ia pindah ke daerah Pejompongan, jualan nasi kaki lima. Ia juga sempat digusur oleh petugas Kamtib. Namun, berkat kerja kerasnya, ia bisa sukses seperti sekarang.
2. Aang Permana
Aang Permana masih muda. Usianya belum sampai 30 tahun. Pengusaha muda ini awalnya bekerja di industri migas dengan gaji cukup besar. Tapi, ia keluar dari pekerjaannya dan memulai bisnis olahan ikan. Ide itu muncul lantaran Aang yang hidup di Cianjur, Jawa Barat, sekitar Waduk Cirata banyak ikan petek.
Bisnisnya pun dimulai. Dalam bisnisnya, ia melibatkan nelayan dan ibu-ibu sekitar waduk. Hingga akhirnya hasil olahannya dijual di seluruh Indonesia. Kini omzet bisnisnya bisa mencapai Rp150 juta/bulan.
Lulusan IPB ini bukanlah dari keluarga kaya. Ia lahir dari keluarga miskin. Ia bisa sekolah lantaran terbantu surat keterangan miskin. Ayahnya buruh pabrik pupuk yang kena PHK. Ia lalu buka jasa tambal ban, jualan bensin. Pernah juga jual jepitan rambut keliling ke sekolah-sekolah.
Berkat kerja kerasnya, ia mendapat delapan beasiswa dan kini bisnisnya terus berkembang.
3. Kuncarsono Prasetyo
Kuncarsono Prasetyo adalah mantan wartawan Harian Surya di Surabaya. Ia dua kali menyabet penghargaan jurnalistik Anugerah Adiwarta Sampoerna. Pada 2009, sembari menjadi jurnalis, dia mulai bisnis kaus bergambar khas Surabaya tempo dulu dengan nama brand Sawoong. Modal pribadi sebesar Rp4 juta digunakan untuk memproduksi 100 kaus, biaya sewa pameran, dan menggaji beberapa pegawainya. Guna fokus di bisnis, ia memilih resign dari kerja tahun 2010.
Sawoong kemudian berkembang dengan membeli mesin jahit dan peralatan sablon serta sewa tempat berupa garasi rumah kosong milik tetangga. Kini ia sudah dibantu 24 karyawan tetap dan puluhan pekerja lepas. Produknya juga berkembang seperti mug, pin, jaket, kemeja, tumbler, tas, hingga kartu pos. Bahkan, ia mampu membeli sebuah rumah cagar budaya seluas 350 m2 untuk basis produksi sekaligus gerai Sawoong.
4. Sanawi
Sanawi adalah pengusaha es krim yang sukses di Kalimantan. Pria kelahiran Blora, Jawa Tengah ini awalnya buruh bangunan yang merantau ke Kalimantan.
Tahun 2007 ia mulai merintis jualan es krim dengan keliling pakai sepeda. Usahanya itu kini berkembang dan sudah sampai ke pelosok Kalimantan. Omzetnya juga cukup tinggi. Kini ia sudah membuka supermarket, jasa rental kontainer, dan lain sebagainya.
Uniknya, ia awalnya tak bisa baca tulis. Sanawi baru belajar baca tulis kepada anaknya pada 2010.
5. Edi Junaedi
Edi adalah pengusaha bonggol jagung yang sukses. Ia punya banyak cerita tentang perjalanan hidup. Ia pernah jadi manajer di sebuah perusahaan, tapi ia memilih berhenti agar tidak menjadi bawahan terus-menerus.
Lalu, ia mencoba bisnis bonggol jagung. Memulai dari coba-coba kerajinan dari bonggol jagung yang selama ini hanya dikenal sebagai sampah. Kerajinan olahan dari bonggol jagung yang dibuat Edie pun kini sudah menyasar hingga mancanegara. Amerika, Eropa, dan Asia sudah mengenal kerajinan tangannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah