Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Malaysia Stop Pengenaan BMAD, Indonesia Genjot Ekspor BOPP

Malaysia Stop Pengenaan BMAD, Indonesia Genjot Ekspor BOPP Kapal tunda ('tug boat') mendorong kapal barang pembawa peti kemas untuk bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Senin (26/2). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari 2018 mengalami defisit sebesar 670 juta dolar AS dengan jumlah ekspor mencapai 14,46 miliar dolar AS dan impor mencapai 15,13 miliar dolar AS. | Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Malaysia memutuskan menghentikan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) untuk produk Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP) film asal Indonesia. Sebelumnya, produk tersebut dikenakan BMAD sebesar 12,37% pada tahun 2013—2018.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Oke Nurwan, menyampaikan penghentian BMAD produk BOPP film asal Indonesia membuka peluang untuk menggenjot ekspor produk tersebut ke Malaysia. Untuk itu, diharapkan eksportir Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk ini ke negeri jiran tersebut. Malaysia termasuk dalam 10 negara tujuan ekspor BOPP film Indonesia. Lima besar negara tujuan terbesar BOPP film asal Indonesia adalah Thailand, Filipina, Australia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat dengan total nilai ekspor tahun 2012—2017 sebesar US$327,42 juta.

“Pada periode yang sama ekspor produk BOPP film ke Malaysia hanya sebesar 8% dari nilai total ekspor, sehingga peluang peningkatan ekspor masih sangat besar,” ungkap Oke dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (2/5/2018.

Pengenaan BMAD atas produk BOPP film asal Indonesia telah mengurangi nilai ekspor produk tersebut ke Malaysia. Nilai ekspor ke Malaysia untuk produk ini mencapai puncaknya pada tahun 2012 sebesar US$6 juta dan terus menurun menjadi US$4,6 juta pada tahun 2017. Berdasarkan data BPS yang diolah Kemendag, sejak tahun 2012 hingga 2017 ekspor produk BOPP film Indonesia ke Malaysia mengalami tren penurunan sebesar 1,82%.

Sementara itu, ekspor BOPP film Indonesia ke seluruh dunia cenderung stabil dari US$128,69 juta pada tahun 2012 menjadi US$126,96 juta pada tahun 2017. Sedangkan, tren dari tahun 2012— 2017 masih positif, walaupun cukup kecil yaitu sebesar 0,11%.

Direktur Pengamanan Perdagangan, Pradnyawati, menyampaikan bahwa Indonesia mengapresiasi keputusan Pemerintah Malaysia yang telah menghentikan pengenaan BMAD atas produk BOPP film asal Indonesia. 

“Eksportir Indonesia diharapkan mampu melihat peluang ini, mengingat kita memiliki keunggulan komparatif dengan adanya dukungan kuat dari industri polypropylene dan propylene di dalam negeri,” tandas Pradnyawati.

BOPP film merupakan lembaran plastik hasil inovasi dalam produk kemasan. Produk ini meningkat popularitasnya karena karena jauh lebih murah, tidak beracun, higienis, dan ramah lingkungan. Selain itu, produk ini juga memiliki daya lindung yang handal terhadap perubahan cuaca dan suhu karena sifatnya yang kedap udara. 

Industri lembaran plastik BOPP film telah mendorong pergeseran berarti dalam pengemasan berbagai produk barang konsumsi seperti rokok, makanan, minuman, bumbu penyedap, farmasi, kosmetik, kaset audio/video, pita perekat, dan tinta printer. Hal ini dikarenakan lembaran BOPP film lebih menguntungkan bagi industri hilir dibandingkan dengan bahan kemasan lainnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: