Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan Bank Indonesia (BI) harus berinisiatif menangani pelemahan atau depresiasi nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS.
"Kalau kurs, apalagi kalau penyebabnya dari luar, yang harus maju lebih dulu itu Bank Indonesia, bukan pemerintah," kata Darmin ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (4/5/2018).
Mantan gubernur BI tersebut mengatakan bahwa bank sentral sudah menyuarakan mengenai keperluan menaikkan tingkat bunga. Keputusan tersebut tinggal menunggu rapat bulanan BI.
"BI tidak bisa lakukan sekarang itu. BI tunggu rapat dewan gubernur, jadi tinggal tunggu waktu saja. Biarin saja dulu," kata Darmin.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (4/5) pagi bergerak melemah tipis sebesar satu poin menjadi Rp13.932 dibanding posisi sebelumnya Rp13.931 per dolar AS.
Darmin mengungkapkan bahwa penguatan dolar AS terjadi tidak hanya kepada rupiah, namun juga mata uang negara-negara lain. Tren pelemahannya juga lebih kurang sama dalam sebulan terakhir.
"Salah satu penyakit 'market' itu apa yang disebut 'taper tantrum'. Kalau lagi (seperti) ini semua kemudian berpersepsi macam-macam mengambil langkah, namun setelah kejadian ternyata tidak seserius itu kok," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil