Program Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades) di Gorontalo meraih sukses hingga ke manca negara. Ribuan ton dari dua komoditi yang dikembangkan dalam Prukades ini, yakni jagung dan kelapa berhasil diekspor ke sejumlah negara setiap tahunnya.
Bupati Gorontalo Nelson Pamalingo menjelskan, Gorontalo telah mengekspor 70 ribu ton jagung dan 15 ribu ton kelapa per tahun. "Kita telah ekspor jagung dan kelapa ke sejumlah negara di Asia. Untuk kelapa diproduksi di Gorontalo karena kita mendapat dukungan dari 3 pabrik yang telah dibangun di Gorontalo," kata Bupati Nelson Pamalingo saat mendampingi Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo ketika berkunjung ke Kabupaten Gorontalo, akhir pekan ini.
Mendengar penjelasan bupati, Menteri mengaku bangga, karena keberhasilan Prukades dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Gorontalo.
"Gorontalo sudah ekspor jagungnya dan ini bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya agar pertumbuhan ekonomi masyarakat dan pengentasan daerah tertinggal bisa semakin cepat," kata Eko.
Gorontalo mengembangkan komoditas diatas lahan seluas 56 ribu hektar yang pada 2017 sudah memproduksi 500 ribu ton. "Jadi kalau rata-rata Rp 3 ribu perton. Maka, bisa menghasilkan Rp 1,5 triliun dari jagung. Belum lagi kelapa yang juga sudah mulai di ekspor ke beberapa negara," katanya.
Eko menambahkan bahwa berjalannya program prukades di Kabupaten Gorontalo telah menunjukkan keberhasilan dalam menurunkan tingkat angka kemiskinan di gorontalo sebesar 2 persen dari 22 persen menjadi 20 persen.
"Program prukades ini cepat dalam menurunkan kemiskinan, kalau rata-rata kemiskinan didesa masih diatas 10 persen secara nasional. Di Gorontalo dengan dana desa dan prukadesnya bisa menurunkan kemiskinannya turun 2 persen. Kalau konsisten 2 persen tiap tahunnya, mungkin 5 tahun lagi angka kemiskinan di Gorontalo akan kecil," ucap Eko.
Model Prukades, lanjut Eko, akan mendatangkan dunia usaha ke desa karena desa telah memiliki skala ekonomi yang besar. Akses modal akan mudah diperoleh apabila suatu desa berfokus pada satu produk unggulan dan melakukan keberlanjutan produksi produk unggulan tersebut.
Jika kapasitas produksi produk sudah baik dan berkelanjutan lembaga pembiayaan (Bank, Koperasi, dan lain-lain) akan bisa memberikan akses pembiayan untuk modal usaha.
"Para investor akan tertarik untuk bekerjasama apabila produk unggulan desa memiliki kulaitas, kuantitas dan kontinuitas yang baik. Investasi bisa dilakukan pada kerjasama on farm (budidaya), off farm (pengolahan komodit) dan market (pemasaran). Sehingga pertumbuhan ekonomi desa akan semakin cepat dan merata,” ujarnya.
Selain itu juga akan menciptakan lapangan pekerjaan karena terbangunnya industri produksi di desa. “Pembuatan Produk Unggulan Desa akan berdampak pada membuka lapangan kerja baru dan peluang usaha baru, dengan adanya lapangan kerja dan peluang usaha baru secara otomatis akan meningkatkan penyerapan Tenaga Kerja dan mengurangi Pengangguran yang ada di Desa,” papar Eko.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman