Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan meminta perusahaan tambang timah menerapkan tekonologi ramah lingkungan untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di daerah itu.
"Kita terus berupaya dan mendorong pelaku tambang timah untuk lebih peduli dengan lingkungan untuk meminimalkan bencana alam di daerah ini," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Selasa (28/5/2018).
Menurut dia, selama ini kerusakan lingkungan lebih banyak disebabkan oleh aktivitas penambangan bijih timah secara ilegal. Sementara tambang legal sudah cukup baik, karena telah menggunakan teknologi dalam menjalankan usaha penambangannya.
"Kami berharap perusahaan tambang timah yang telah menggunakan teknologi ramah lingkungan untuk membina masyarakat dalam menambang yang lebih baik, sehingga kerusakan lingkungan dapat diminalisir dan tidak menimbulkan konflik dengan warga lainnya," ujarnya.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Amin Haris Sugiarto mengatakan PT Timah mengembangkan teknologi ramah lingkungan dalam meningkatkan produksi timah.
"Saat ini kita mengembangkan Tambang Kecil Terintegrasi (TKT) merupakan teknologi yang digunakan dalam pola penambangan di bawah permukaan, guna menimalisir kerusakan lingkungan," katanya.
Ia mengatakan TKT dapat dijadikan solusi sebagai pola penambangan yang cukup ramah lingkungan, karena secara teknis, alat ini terbukti mampu menambang timah aluvial dengan efektif dan efisien, tanpa harus melakukan bukaan lahan yang luas.
"Alat ini tidak perlu mengupas lahan penambangan secara luas dan hanya memerlukan bukaan area seminimal mungkin dengan produksi timah yang lebih banyak," ujarnya.
Menurut dia penambangan ramah lingkungan tidak hanya bisa dilakukan di darat, tetapi juga penambangan di laut.
"Saat ini kita sedang melakukan ujicoba penambangan timah di laut menggunakan TKT," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: