Pelatih Arab Saudi Juan Antonio Pizzi menggambarkan "perasaan malu" setelah timnya menderita kekalahan telak 5-0 di tangan tuan rumah Rusia dalam pertandingan pembukaan Piala Dunia di Stadion Luzhniki, Kamis (14/6/2018).
"Tim lawan benar-benar tidak perlu berusaha keras untuk memenangkan pertandingan ini," katanya setelah penampilan perdana timnya yang menandai awal impian bagi tim tuan rumah di depan para pendukungnya yang memenuhi stadion.
"Kami sekarang harus melupakan perasaan malu ini dan mulai berpikir tentang pertandingan berikutnya," imbuh Pizzi.
Namun, mengingat gaji pelatih yang tinggi di Arab Saudi, termasuk pemecatan di Piala Dunia sebelumnya, Pizzi, kelahiran Argentina, mungkin akan berada dalam persimpangan jalan sebelum ia mendapatkan kesempatan untuk mencoba dan memperbaiki situasinya.
Dia mengakui membenarkan pertanyaan tentang masa depannya setelah kekalahan besar itu.
"Cara saya merasa keadaan sekarang ini adalah membuat poin yang valid. Tetapi apa pun yang terjadi saya punya filosofi dan saya akan berusaha sebaik mungkin. Saya percaya pada rencana kami dan saya percaya pada pemain saya bahwa kami memiliki kinerja yang lebih baik di pertandingan kami berikutnya," katanya saat konferensi pers seusai pertandingan.
Pizzi ditunjuk menjadi pelatih timnas setelah Arab Saudi lolos untuk putaran final di Rusia pada tahun lalu. Mereka secara misterius memecat Bert van Marwijk meskipun mencetak sukses dan kemudian menggantinya dengan Edgardo Bauza sebelum hasil imbang Piala Dunia pada November.
Pizzi telah bertugas selama tujuh bulan terakhir dan bersikeras bahwa Saudi menunjukkan banyak perbaikan sejak itu.
"Permainan ini seharusnya tidak menjadi titik acuan. Kami tidak bermain seperti yang kami rencanakan. Ini membuat kami berpikir positif dan mulai memikirkan pertandingan berikutnya," katanya.
Pertandingan grup A Arab Saudi berikutnya adalah melawan Uruguay di Rostov pada 20 Juni.
"Saya percaya bahwa kami datang ke turnamen ini dengan baik dan para pemain siap untuk menunjukkan bahwa mereka dapat bermain di Piala Dunia. Kami tidak menunjukkan hari ini seperti apa yang telah kami lakukan di pertandingan kami sebelumnya," kata Pizzi.
Baru seminggu yang lalu, Arab Saudi kalah dengan skor 2-1 dari juara dunia Jerman dalam pertandingan pemanasan terakhir mereka di Leverkusen.
Tetapi jika sejarah masa lalu adalah segalanya, Pizzi bisa menjadi korban berikutnya dari turnamen ini apabila pemerintah Saudi bereaksi dengan ungkapan kemarahan sebagaimana ditampilkan di masa lalu.
Arab Saudi memecat Carlos Alberto Parreira setelah kalah 4-0 dari tuan rumah Prancis di babak grup pada Piala Dunia tahun 1998, meskipun empat tahun sebelumnya mereka telah memenangkan laga Piala Dunia atas Brazil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: