Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masyarakat Diminta Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Masyarakat Diminta Waspadai Bencana Hidrometeorologi Petugas memeriksa informasi cuaca dan gelombang perairan di Posko Info Cuaca BMKG di Pelabuhan Merak, Banten, Jumat (8/6). Petugas secara rutin memantau kondisi cuaca guna memastikan keamanan dan kenyamanan pemudik di atas kapal. | Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Sabang -

Badan Meterologi Klimatologi dan Giofisika mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, genangan air di jalanan, dan gerakan tanah longsor di pesisir provinsi ujung barat Indonesia itu.

Kepala Stasiun Meteorologi, Cot Bau U Maimun Saleh, menuturkan, pesisir barat Aceh dan kepulauan paling ujung barat Indonesia cenderung hujan dengan intensitas lebat dan terkait potensi tersebut masyarakat agar lebih berhati-hati dan selalu meningkatkan kewaspadaannya.

"Memasuki 8 Juli, sebagian besar wilayah Aceh akan cenderung hujan dengan intensitas lebat, khususnya di wilayah pesisir barat Aceh dan Sabang. Terkait potensi tersebut, masyarakat diimbau untuk mewaspadai dampak dari bencana hidrometeorologi," kata Saleh di Sabang, Sabtu (7/7/2018).

Berdasarkan analisis dinamika atmosfer, terdapat adanya massa udara basah yang berada pada lapisan rendah. Wilayah yang terkonsentrasi massa udara basah salah satunya berada di atmosfer wilayah Aceh.

Pada skala lokal proses konveksi atau pemanasan lokal juga turut mendukung adanya pertumbuhan awan konvektif (potensi hujan).

Disamping itu, terlihat adanya sirkulasi siklonik (pusat tekanan rendah) yang berada di Samudera Hindia (perairan barat Aceh) pada level 925 hpa/850 mb.

Selanjutnya, berdasarkan analisis pola pergerakan angin (streamline) terdapat adanya pola konvergensi (pengumpulan massa udara basah) yang berada di pesisir barat Aceh.

Berkenaan dengan potensi tersebut, kepulauan paling ujung barat Indonesia akan berpeluang dilanda cuaca buruk berupa tiupan angin kencang yang dapat mencapai di atas 25 knot.

"Mengenai potensi ini, kami imbau masyarakat nelayan untuk selalu memperhatikan keselamatan saat melaut dan perahu nelayan harus menwaspadai terhadap angin kencang hingga 15 knot atau 27,78 km/jam dan potensi gelombang laut 1,25 meter," sebutnya.

Kemudian untuk perahu tongkang juga perlu meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi angin kecepatan hingga 16 knot atau 29,632 km/jam dan potensi ketinggian gelombang laut hingga 1,50 meter.

BMKG juga mengingatkan, kapal ferry atau jenis roro agar dapat meningkatkan kewaspadaannya saat angin kecepatan hingga 21 knot atau 38,892 km/jam dan potensi ketinggian gelombang laut 2,50 meter. Sedangkan kapal ukuran besar (kapal cargo dan kapal pesiar) agar waspada terhadap angin dengan kecepatan 27 knot atau 50,004 km/jam dan potensi ketinggian gelombang laut hingga 4,0 meter.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: