Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lawan Rentenir, BPR Segera Go Digital

Lawan Rentenir, BPR Segera Go Digital Petugas menghitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (24/5). Meski rupiah sempat menyentuh hingga level Rp14.200 per dolar Amerika, nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (24/5) ditutup menguat 0,53 persen atau 76 poin ke level Rp14.133 per dolar Amerika. | Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Malang -

Bank Prekreditan Rakyat (BPR) segera merealisasikan digitalisasi layanan melalui BPR "Go Digital" sesuai dengan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang telah dicanangkan pemerintah.

Ketua Umum Perbarindo Joko Suryanto, mengatakan untuk menuju digitalisasi tersebut, BPR juga perlu lebih aktif mengedukasi masyarakat tentang perbankan.

"Hal itu karena masih banyak masyarakat masih mengandalkan rentenir (bank titil) yang bunganya cukup menjerat peminjamnya," katanya pada peluncuran Logo Bersama BPR di Lapangan Rampal Malang, Jatim, Minggu (8/7/2018).

Untuk itu, kata dia, pada kegiatan ini pihaknya juga mengusung misi lebih memperkenalkan peran BPR terhadap masyarakat terutama keamanannya menyimpan dana di BPR, karena sudah jelas menjalin kerja sama dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"BPR juga diharapkan menjadi garda terdepan dari literasi dan inklusi keuangan untuk masyarakat yang belum akses ke perbankan," katanya.

Sehingga, lanjut dia, masyarakat tak perlu risau lagi untuk menyimpan dananya di BPR karena BPR saat ini aset industrinya sudah mencapai Rp128 triliun secara nasional.

"Dan dari sisi monitoring LPS, coverage dana yang dimiliki BPR sama dengan perbankan standar, yakni minimal sebesar Rp2 miliar," ujarnya.

Ia menjelaskan, dari sisi bunga dibandingkan BPR, untuk pinjaman dari rentenir bunganya mayoritas di kisaran 30 hingga 60 persen dan bunga simpanan melalui BPR, hanya mencapai rata-rata 8,6 persen.

"Sampai dengan saat ini kredit yang disalurkan mencapai Rp93 triliun atau tumbuh 9,16 persen. Sedangkan fungsi intermediasi lainnya juga dapat dijalankan dengan baik yaitu penghimpunan dana, hal ini nampak dari tabungan yang tumbuh sebesar 13,66 persen dan deposito tumbuh sebesar 10,83 persen dibandingkan tahun lalu, tabungan BPR Per April 2018 mencapai Rp27 triliun dan deposito mencapai Rp60 triliun," katanya.

Ia mengatakan, pada intinya masyarakat tidak perlu lagi khawatir untuk menyimpan atau juga meminjam uang dari BPR karena prosesnya cepat dan mudah.

"Kami akan terus mengedukasi masyarakat supaya paham tentang perbankan, mengingat mayoritas BPR itu berada di tingkat kabupaten atau kota yang berhubungan langsung dengan masyarakat," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: