Melalui program Akademi Kewirausahaan Masyarakat (AKM), sebanyak 1.262 sarjana menyatakan minat untuk berpartisipasi dalam pengembangan wirausaha pedesaan yang diinisiasi Fisipol UGM
Menurut Dekan Fisipol UGM, Erwan Agus Purwanton para sarjana bakal disiapkan menjadi tenaga pendamping pengembangan wirausaha di pedesaaan berbasis potensi masing-masing desa.
“Gagasan program AKM berangkat dari sejumlah pertimbangan. Pertama, besarnya angka pengangguran terdidik. Data terbaru menunjukkan, dalam setahun terdapat sekitar 800 ribu lulusan sarjana, namun tidak semuanya terserap dunia kerja atau memiliki usaha sendiri,” tegas Erwan di Surabaya, Rabu (11/7/2018).
Menurut Erwan, setiap tahun ada tambahan pengangguran terdidik sekitar 60 ribu.
“Untuk itu diperlukan langkah terobosan untuk mendidik para sarjana untuk menjadi pendamping atau menjadi calon wirausaha-wirausaha baru,” katanya.
Peminat program AKM batch pertama atau gelombang pertama ternyata membeludak. Sebanyak 1.262 sarjana telah menyampaikan minat untuk ikut andil dalam pengembangan wirausaha pedesaan melalui AKM.
"Peminat program AKM tersebar dari hampir seluruh wilayah di Indonesia. Provinsi Jateng, Jatim, DIY dan NTTmerupakan provinsi-provinsi dengan jumlah peminat terbanyak," kata Erwan.
Lebih lanjut Erwan mengatakan, bahwa bulan Agustus Pendaftaran Batch Baru.
Para sarjana yang teah melamar, nantinya akan dipilih 100 orang dari 30 provinsi untuk menjadi peserta AKM Batch-1 di Yogyakarta. Para peserta terpilih akan mengikuti proses cloning selama 10 hari (19-28 Juli 2018) untuk membangun mental, karakter, serta kompetensi dasar kewirausahaan yang dibimbing langsung oleh para mentor yang merupakan para praktisi wirausaha yang telah berhasil. Para sarjana bisa mendaftar melalui website https://akmindonesia.org
Proses cloning berupa inkubasi, pembangunan karakter, dan dialog kebangsaan dengan melibatkan sejumlah kelompok bisnis, filantropi, sociopreneur dan entrepreneur yang telah berpengalaman, pemerintah pusat, pemerintah daerah, AAU Yogyakarta, serta para pelaku sociopreneur internasional.
“Tidak ada pungutan biaya apapun bagi peserta program ini,” tegas Erwan.
Pasca proses cloning, para peserta mengikuti tahap deployment atau diterjunkan langsung ke desa-desa yang menjadi target binaan para mitra AKM. Para mitra adalah lembaga pemerintah dan swasta yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap pembangunan masyarakat pedesaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: