Harga telur ayam ras di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat mengalami kenaikan dari Rp35.000 menjadi Rp45.000 hingga Rp47.000 per rak yang berisi 30 butir telur.
"Selama 20 tahun saya berdagang telur, saat ini harga paling tinggi. Lebaran 2017 juga sempat naik, namun hanya bertahan pada harga Rp42.000 per rak," kata salah seorang pedagang di Pasar Raya Padang, Nurjanah (49), di Padang, Kamis (12/7/2018).
Menurut dia, naiknya harga telur kemungkinan disebabkan melonjaknya harga pakan ayam dan kurangnya pasokan dari beberapa daerah sentral seperti Kabupaten Limapuluh Kota dan Pariaman.
Namun, meski harga telur ayam sedang tinggi, Nurjanah mengaku tidak ada penurunan permintaan, bahkan adanya peningkatan permintaan dari masyarakat karena pedagang eceran keliling memilih tidak menjual telur yang sedang mahal.
Meski demikian, ia tetap membatasi jumlah stok yang dibeli karena mewaspadai jika harga telur ayam tiba-tiba turun. Pada hari biasa, pedagang tersebut membeli 100 rak namun sekarang hanya 60 rak.
Berbeda dengan Nurjanah, pedagang lainnya Rismal (34), menyebutkan jumlah pembeli dagangannya turun 30% selama satu pekan belakangan, sejak harga telur ayam mulai merangkak naik.
"Banyak konsumen yang kaget dan mengeluh dengan mahalnya harga telur ayam saat ini," katanya.
Ia memprediksi harga telur ayam akan turun lagi ketika Hari Raya Idul Adha. "Ini memang harga telur yang paling mahal selama ini," kata dia.
Sementara bahan pokok lain seperti cabai harganya masih stabil sejak Lebaran 2018 berkisar Rp26.000 per kilogram dan bawang merah Rp26.000 hingga Rp28.000 per kilogram tergantung kualitasnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar, Asben Hendri menegaskan pihaknya terus memantau pergerakan harga telur ayam di pasaran.
Harga telur ayam di pasaran Sumbar saat ini justru turun tipis dibanding pergerakan harga saat Lebaran yang tembus Rp48.000 per kilogram.
Pihaknya siap melakukan operasi pasar dengan menggandeng Perum Bulog demi menahan lonjakan harga telur ayam. Ia juga mengingatkan pedagang agar tidak menaikkan harga secara drastis demi keuntungan besar.
"Namun kami mohon pedagang atau produsen ada empatinya, telur ayam jangan diperdagangkan ke luar semua sehingga di tempat kita justru langka dan naik," tambah Asben.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: