Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gelombang Laut Selatan Kembali Meningkat Hingga 6 Meter

Gelombang Laut Selatan Kembali Meningkat Hingga 6 Meter Petugas memeriksa informasi cuaca dan gelombang perairan di Posko Info Cuaca BMKG di Pelabuhan Merak, Banten, Jumat (8/6). Petugas secara rutin memantau kondisi cuaca guna memastikan keamanan dan kenyamanan pemudik di atas kapal. | Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Cilacap -

Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meterologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, menyatakan, tinggi gelombang di laut Selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta kembali meningkat setelah sempat mengalami penurunan.

Menurut dia, tinggi gelombang di wilayah perairan Selatan Cilacap hingga Yogyakarta diperkirakan bisa mencapai kisaran 2,5-4 meter, sedangkan di wilayah Samudra Hindia Selatan Jateng-DIY berkisar 4-6 meter.

"Tinggi gelombang di laut Selatan Jateng-DIY pada beberapa hari terakhir sempat turun hingga 2,5 - 4 meter. Namun, akhir pekan ini kembali meningkat," katanya di Cilacap, Jateng, Sabtu (14/7/2018).

Penurunan tinggi gelombang tersebut terjadi karena badai tropis Maria di Samudra Pasifik sebelah Timur Filipina telah menghilang.

Namun, berdasarkan pantauan citra satelit cuaca, tercatat tinggi gelombang di laut Selatan Jateng-DIY pada Sabtu (14/7) diprakirakan mengalami peningkatan akibat adanya perbedaan tekanan udara yang signifikan antara wilayah di belahan bumi Utara dan belahan bumi Selatan.

Dalam hal ini, di belahan bumi Utara terdapat empat daerah pusat tekanan rendah, yakni di perairan sebelah Timur Filipina sebesar 1.006 milibar, Samudra Pasifik Timurr Laut Filipina sebesar 1.007 milibar, di sekitar Hanoi sebesar 999 milibar, dan Teluk Benggala sebesar 992 milibar.

Sedangkan, di belahan bumi Selatan terdapat daerah pusat tekanan tinggi yang berlokasi di Australia bagian Selatan yang sebesar 1.025 milibar.

"Dengan demikian, masih ada perbedaan tekanan udara yang signifikan antara belahan bumi Utara dan belahan bumi Selatan. Oleh karena itu, kecepatan angin maksimum di atas laut selatan Jateng-DIY diprakirakan lebih dari 20 knot yang bertiup dari arah timur hingga tenggara atau biasa disebut dengan angin timuran," katanya.

Teguh mengatakan tiupan angin yang cukup kencang dan cenderung satu arah itu berdampak pada peningkatan tinggi gelombang di laut Selatan Jateng-DIY.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku sejak hari Sabtu (14/7), pukul 07.00 WIB, hingga Minggu (15/7), pukul 07.00 WIB, dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut.

Ia mengharapkan semua pihak yang melakukan aktivitas di laut agar memperhatikan risiko angin kencang dan gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran, yakni nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil agar mewaspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter.

"Jika memungkinkan, nelayan diimbau untuk tidak melaut terlebih dahulu. Pada akhir pekan biasanya juga banyak wisatawan berkunjung ke laut, sehingga perlu diimbau untuk tidak mandi di laut karena gelombang tinggi sangat berbahaya," katanya.

Selain itu, kata dia, operator tongkang agar mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

Begitu pula, kapal feri mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, serta kapal ukuran besar seperti kapal kargo diimbau mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: