Samsung Elektronics Indonesia bersama Quipper meluncurkan program akses berlangganan materi belajar Quipper video selama 1 tahun ajaran pada setiap pembelian gawai seri Samsung Galaxy Tab A With S-Pen.
IT & Electronic Group Head Samsung Indonesia, Roy Nugroho, menyatakan bahwa kolaborasi tersebut dalam rangka mendukung program pemerintah untuk meningkatkan akses pemanfaatan teknologi melalui penggunaan gawai bagi kegiatan belajar siswa (e-learning).
"Anak-anak di usia 13-18 tahun merupakan generasi digital native yang telah akrab dengan penggunaan teknologi dalam kesehariannya. Memahami ini, kami bekerja sama menghadirkan Quipper dalam setiap Samsung Galaxy Tab A with S-Pen. Ini merupakan salah satu perwujudan dari visi kami, membuat masyarakat bisa lebih maju lewat inovasi. Dengan memanfaatkan konten Quipper, proses belajar bisa menjadi lebih menarik," kata dia di Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Head of PR & Marketing Quipper Indonesia, Tri Nuraini, menyatakan bahwa kolaborasi tersebut akan bermanfaat, khususnya bagi siswa SMP-SMA, baik untuk ujian sekolah, ujian nasional, hingga SBMPTN. Diakuinya, hampir 50% pengguna Quipper berhasil lulus perguruan tinggi negeri yang diharapkan dapat mencetak SDM yang kompeten sehingga bisa menjadi kontribusi positif dari bonus demografi Indonesia nantinya.
"Kita tahu dari sekitar 271 penduduk, 64% berada di usia produktif (15-64 tahun). Bonus demografi ini bisa menyulitkan apabila penyediaan sarana dan akses pendidikan ke masyarakat kurang. Untuk itu, kita berkolaborasi demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia," kata dia.
Kepala Subbidang Aplikasi Pustekkom Kemendikbud, Hendriawan Widiatmoko, menambahkan, di era teknologi saat ini sangat mungkin instansi pendidikan memanfaatkan dana BOS misalnya demi meningkatkan mutu pendidikan. Apalagi, dalam petunjuk teknis dana BOS sudah diperbokehkan pembelian pembelajaran berbasis online atau e-learning.
"Meski begitu, kita tetap berkordinasi dengan sekolah dan dinas soal konten-konten seperti apa yang bisa diberikan di aplikasi e-learning. Selama ini kalau ada bantuan di K/L kita lihat dulu, kita minitoring terlebih dahulu. Kami juga sudah dengan Kominfo kerja sama me-monitoring konten-konten yang ada. Di setiap aplikasinya kami sediakan panic buttom yang bisa masyarakat gunakan untuk melapor ke kami terkait konten atau hal-hal negatif," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: