Schneider Electric berkomitmen untuk mendukung UMKM Indonesia terus berkontribusi bagi perekonomian negara melalui listrik yang andal. Dengan inovasi teknologi Uninterruptible Power Supply (UPS), Schneider Electric membantu meminimalisasi risiko bisnis akibat gangguan listrik.
IT Division Vice President for Indonesia, Malaysia, and Brunei Schneider Electric IT, Astri R. Dharmawan, mengungkapkan bahwa seri Easy UPS dapat menjawab kebutuhan pasar akan solusi yang dapat menawarkan ketersediaan, keandalan, dan pengelolaan daya listrik dengan kualitas yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing usaha, serta memberikan kenyamanan terbaik di kelasnya.
"Seri Easy UPS cocok digunakan bagi UMKM pusat data, fasilitas manufaktur, hingga pemilik rumahan. Pemanfaatan teknologi UPS juga membantu pelaku UMKM agar lebih kompetitif dan memiliki tingkat resistensi yang lebih tinggi dalam kegiatan bisnis mereka," papar Astri R. Dharmawan, pada peluncuran produk Easy UPS, Rabu (25/7/2018), di Jakarta.
Schneider Electric memperluas portofolio UPS-nya untuk menawarkan UMKM produk alternatif yang berkualitas tinggi dengan biaya yang kompetitif untuk perlindungan daya listrik dan kondisi yang paling tidak stabil dan tidak dapat diprediksi, yaitu Easy UPS 3S dan Easy UPS 1 Ph On-Line.
Easy UPS 38 merupakan kombinasi dari desain yang dioptimalkan dan fitur produk yang canggih, melindungi peralatan penting di banyak lingkungan dari kerusakan akibat pemadaman listrik dan tegangan listrik yang tidak stabll. Seri ini memberikan efisiensi hingga 96% dalam moda konversi ganda dan eflsiensi hingga 99%n dalam Mode Hemat Energi (ECO Mode), meningkatkan standar industri untuk 10-10-40kVA UPS ke level selanjutnya.
Astri juga mengatakan, selain UMKM yang bergerak di bidang manufaktur dan ritel, sektor residential serta industri kafe dan resto juga merupakan sektor UMKM yang menjadi prioritas Schneider Electric untuk produk Easy UPS.
"Sektor ritel dan industri kafe dan resto merupakan sektor bisnis yang sangat rentan terhadap gangguan listrik karena kegiatan operasional sehari-hari yang langsung berinteraksi dengan end customer. Gangguan listrik yang tidak direncanakan tidak hanya berdampak terhadap finansial, namun juga keluhan pelanggan hingga potensi kerusakan pada merek dan reputasi," tutup Astri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah