1 Agustus, Perempuan Muslim Denmark Lakukan Aksi Demonstrasi
Pada 1 Agustus, ketika kerudung wajah dilarang di Denmark, Sabina tidak akan meninggalkan niqabnya di rumah. Sebaliknya, dia akan menentang hukum dan turun ke jalan sebagai aksi protes.
Pada bulan Mei, parlemen Denmark melarang pemakaian cadar di depan umum, bergabung dengan Prancis dan beberapa negara Eropa lainnya untuk menegakkan apa yang dikatakan oleh beberapa politisi adalah nilai-nilai sekuler dan demokratis.
Tapi Sabina, (21), yang belajar menjadi seorang guru, telah bergabung dengan wanita Muslim lainnya yang mengenakan jilbab untuk membentuk Kvinder I Dialog (Wanita dalam Dialog) untuk memprotes dan meningkatkan kesadaran tentang mengapa perempuan harus diizinkan untuk mengekspresikan identitas mereka di seperti itu.
“Saya tidak akan melepas niqab saya. Jika saya harus melepasnya, saya ingin melakukannya karena itu adalah cerminan dari pilihan saya sendiri,” tuturnya, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (31/7/2018).
Pemakai niqab yang berencana untuk melakukan protes pada 1 Agustus akan bergabung dengan wanita Muslim yang tidak mengenakan niqab dan juga non-Muslim Denmark, yang sebagian besar berencana untuk mengenakan penutup wajah di rapat umum.
"Semua orang ingin mendefinisikan nilai-nilai Denmark," tutur Meryem, (20), yang lahir di Denmark yang memiik orang tua asal Turki dan telah mengenakan niqab sejak sebelum bertemu suaminya, yang mendukung haknya untuk memakai niqab.
“Saya percaya bahwa Anda harus mengintegrasikan diri Anda dalam masyarakat, bahwa Anda harus mendapatkan pendidikan dan sebagainya. Tetapi saya tidak berpikir mengenakan niqab berarti Anda tidak bisa melibatkan diri dalam nilai-nilai Denmark,” tutur Meryem, yang memiliki tempat untuk belajar kedokteran molekuler di Universitas Aarhus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: