Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

SurveyMonkey: Tak Masalah Dewan Perusahaan Seorang Perempuan

SurveyMonkey: Tak Masalah Dewan Perusahaan Seorang Perempuan Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

SurveyMonkey adalah perangkat lunak pengembangan cloud berbasis survei online sebagai perusahaan layanan, didirikan pada tahun 1999 oleh Ryan Finley.

Kabar baik, SurveyMonkey tidak menghalangi wanita untuk bergabung bersama perusahaannya. Hal itu dibuktikan SurveyMonkey baru saja menunjuk wanita ke dewan direksi, membawa paritas gender ke dewan 10 orang survei online platform, yakni Erika Hayes James, dekan sekolah bisnis Emory University, dewan SurveyMonkey sekarang memiliki dua wanita kulit hitam— yang pertama lain adalah Serena Williams.

 

James juga wanita kulit hitam pertama yang diberi nama dekan sekolah bisnis terkemuka. Salah satu fokusnya telah mencoba untuk meningkatkan representasi perempuan dan kepemimpinan  di seluruh program MBA dan bisnis secara keseluruhan.

"Pekerjaan hidup saya adalah membantu wanita mencapai posisi kepemimpinan, dan saya terkesan dengan dedikasi SurveyMonkey untuk menciptakan lingkungan yang beragam dan inklusif," kata James, “data yang diambil melalui produk SurveyMonkey memberikan banyak wawasan tentang keterlibatan karyawan dan keragaman dan inklusi yang dapat digunakan untuk menginformasikan keputusan dan membuat dampak.”

Penunjukan seseorang seperti James ke dewan terus menjadi hal yang langka. Pada tahun lalu, orang kulit putih masih menyumbang hampir 70% dari anggota dewan di Fortune 500 dan jumlah itu akan lebih tinggi jika bukan karena fakta bahwa lebih banyak perempuan dan minoritas telah naik ke ruang rapat dalam beberapa tahun terakhir.

Bahkan perusahaan seperti Facebook, di mana anggota dewan SurveyMonkey Sheryl Sandberg juga memegang kursi dewan, hanya menunjuk anggota dewan non-putih pertama awal tahun ini.

Harapan selanjutnya, perusahaan lain tidak memberikan perspektif buruk bagi pemimpin perempuan, terutama yang berkulit non-putih. Hilangkan rasis gender dan warna kulit seperti itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: