Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kerangka Penanganan Isu-isu Pada CTI Menjadi Perhatian APEC

Kerangka Penanganan Isu-isu Pada CTI Menjadi Perhatian APEC APEC Summit di Manila, Sabtu (19/11/2016) | Kredit Foto: Theguardian.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komite Perdagangan dan Investasi (CTI) forum Asia Pasific Economy Cooperation (APEC) menyelenggarakan pertemuan di Port Moresby, Papua Nugini pada 15-16 Agustus 2018 guna membahas penanganan isu-isu yang sebelumnya dibahas pada Komite Perdagangan dan Investasi (CTI).

Petemuan ini dihadiri oleh dua puluh satu ekonomi anggota APEC termasuk ke delapan negara anggota G-20 yaitu Amerika Serikat, China, Rusia, Jepang, Korea Selatan, Australia, Kanada, dan indonesia. Pada pertemuan ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional, Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Deny W. Kurnia.

Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional, Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Deny W. Kurnia, mengatakan bahwa APEC telah menyelenggarakan lebih dari 2000 pelatihan (workshop) termasuk dalam kerangka penanganan isu-isu yang dibahas pada Komite Perdagangan dan Investasi (CTI).

"Misalnya, aspek-aspek perundingan FTA/RTAs (free trade agreement/regional trade agreement), fasilitas perdagangan, konektivitas kawasan termasuk mata rantai pasok dan rantai nilai, internasionalisasi UMKM, serta pengembangan perdagangan dan daya saing sektor jasa," sebagaimana keterangan Deny yang diterima di Jakarta, Senin (20/08/2018).

Deny menjelaskan, perundingan APEC salah satunya berupa komitmen politik para kepala pemerintahan dan menteri melalui deklarasi-deklarasi yang disepakati yang berupa cetak biru, peta jalan, atau kerangka kerja APEC untuk mewujudkan suatu cita-cita atau target mencapai kawasan yang lebih maju.

"Singkat kata, APEC berfungsi sebagai jembatan untuk melangkah ke depan" lanjut Deny.

Dalam pertemuan ini, telah dibahas beberapa hal yaitu dukungan terhadap sistem perdagangan multilateral dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), integrasi ekonomi regional, ekonomi internet-digital, dan niaga elektreonik (niaga-el), internasionalisasi usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM), fasilitas perdagangan, serta konektivitas kawasan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: