Deklarasi tagar ganti presiden terus saja menuai polemik, bagi yang pro hal itu adalah aspirasi masyarakat. Sementara kontra menganggap tersebut bertentangan dengan konstitusi negara.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, mengatakan tagar yang diiringi dengan istilah Ganti Presiden adalah produk impor dari Suriah. Bahkan akibat tagar tersebut membuat negara di Timur Tengah menjadi kacau.
"Oh iya (produk impor)] itu terjadi di Suriah 2011. Kenapa Suriah kacau, karena salah satu faktornya tagar ini dikapitalisasi," ujarnya di Jakarta, Rabu (29/8/2018).
Tagar tersebut menurut Karding, pernah digunakan di negara yang kini terkenal dengan kelompok separatis ISIS itu. Namun dalam istilah yang berbeda. Bisa jadi presiden yang dimaksud bukan merujuk pada satu sosok, melainkan pada kedudukan itu sendiri. Sehingga kekacauan di Suriah terjadi karena penggunaan tagar Ganti Presiden yang maknanya bermacam-macam.
"Kenapa Suriah kacau, ya karena pakai tagar itu. Ganti Presiden, itu kan maknanya macam-macam," tegasnya.
Ia menambahkan, timses pemenagan Jokowi-Ma'ruf tidak bakal membuat tagar tandingan untuk meredam gerakan #2019GantiPresiden yang saat ini semakin membuming. Sebab jika munculnya berbagai macam tagar, justru bisa berefek pada perpecahan masyarakat Indonesia.
"Kami ikuti saja yang penting prinsipnya jangan sampai isu atau tagar itu memecah belah masyarakat," harapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: