Untuk Pertama Kalinya Sejak 2009, Afsel Tersandung ke Periode Resesi
Pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan melambat secara tak terduga pada kuartal kedua, mendorong negara itu ke dalam resesi untuk pertama kalinya sejak 2009.
Produk domestik bruto di ekonomi paling berkembang di Afrika turun 0,7% dari April hingga Juni, lembaga statistik nasional mengatakan dalam sebuah laporan pada Selasa (4/9/2018), dibandingkan dengan ekspektasi untuk pertumbuhan 0,6%. Itu mengikuti kontraksi 2,6% pada kuartal sebelumnya.
Kontraksi itu sebagian didorong oleh kinerja yang lemah di sektor pertanian Afrika Selatan, yang menurun 11% setelah musim kemarau besar terkena dampak Western Cape awal tahun ini. Sementara itu, sektor perdagangan dan transportasi juga mengalami penurunan output.
Jason Tuvey, ekonom senior emerging markets di Capital Economics, mengatakan dia mengharapkan kondisi ekonomi membaik selama sisa tahun ini.
“Data hari ini akan semakin melemahkan harapan bahwa kepresidenan Cyril Ramaphosa akan mengarah pada perubahan haluan dalam kekayaan ekonomi Afrika Selatan,” ungkap Tuvey, seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (5/9/2018).
Rand Afrika Selatan, yang telah berada di bawah tekanan selama beberapa bulan terakhir, memperpanjang kerugian menyusul laporan tersebut. Mata uang jatuh sebanyak 2,6% menjadi 15,2268 terhadap dolar.
Imbal hasil obligasi pemerintah denominasi runcing melonjak 22 basis poin menjadi 9,22%, tingkat tertinggi sejak Ramaphosa terpilih sebagai pemimpin Kongres Nasional Afrika yang berkuasa pada bulan Desember.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: