Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menjadi Wirausawahan Sukses Perlu Bekal dan Pengalaman Praktis

Menjadi Wirausawahan Sukses Perlu Bekal dan Pengalaman Praktis Kredit Foto: PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM)
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) kembali menggelar Diplomat Success Challenge (DSC) ke-9. DSC adalah kompetisi pencarian wirausaha, memperebutkan total hibah modal usaha senilai Rp 2 miliar.

Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI sekaligus Dewan Komisioner (Dekom) serta juri pada kompetisi wirausaha DSC, Helmy Yahya mengatakan bahwa tidak mudah bagi para wirausahawan memulai usaha tanpa melalui proses kegagalan, di antara ribuan pemula dan perintis, tidak lebih 5% yang berhasil menjadi wirausahawan sukses.

"Karena itu, ide saja tidak cukup, perlu bekal ilmu, serta pengalaman praktis. Asal tahu saja, beberapa di antara mereka itu, ada yang tidak bisa berhitung, sehingga tidak tahu fixed cost (biaya tetap) dan variable cost (biaya tidak tetap) dalam bisnis, misalnya," kata alumni STAN dan penyandang gelar Master of Professional Accounting dari Universitas Miami itu dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (6/9/2018). 

Ia menggarisbawahi, karena DSC adalah kompetisi paling benar, serius dalam pelaksanaannya, terutama para juri sekaligus Dekom menghargai ide orisinil para peserta.  

Itu sebabnya peserta dalam kompetisi bisnis DSC bervariasi, ada yang baru mulai menjalankan usahanya, ada juga yang memerlukan hibah modal usaha untuk pengembangan usahanya.  

Yang pasti, DSC sangat menghargai ide-ide otentik, sehingga ide harus asli, dan  harus memberi manfaat.

"Banyak juga dari mereka yang menjadi sociopreneur dapat menciptakan lapangan kerja," ujar pria yang pernah dinobatkan sebagai The Most Powerful Idea in Business 2005 versi Majalah SWA itu.

Helmy menemui banyak sociopreneur dari ajang DSC, selain juga melihat unsur heroisme dan adventure dari para milenial. Sebutlah Gazan Ghafara, yang membawa produk keripik pisang 'Zanana Chips' hingga ke Tiongkok. 

Ketika ditanya mengapa wirausahawan muda seperti Gazan hanya satu di antara seribu wirausahawan lain, Helmy menyatakan, wirausahawan pemula melalui banyak proses jatuh dan bangun kembali dari usahanya. Ada banyak faktor, seperti dukungan dari orang tua, dan kebanyakan mereka tidak melakukan analisis risiko bisnis dan kegagalan tatkala terjun sebagai pengusaha.

"Itulah yang menjadi concern para Dekom," tukasnya.

DSC bukan hanya kompetisi, tapi juga jejaring. Para pemenang DSC, dari tahun ke tahun yang terhimpun dalam Diplomat Entrepreneur Network (DEN) bisa saling berkomuninasi. Bahkan mereka bisa berkonsultasi dengan Dekom.

"Kami masih sering intensif berkomunikasi, juga membimbing mereka untuk pengembangan bisnisnya. Kami bahkan kerap mengadakan pertemuan berkala, saling mendukung usaha satu sama lain," kata Helmy.

Dari hasil pertemuan dan bimbingan itu, Dekom bahkan bersedia membukakan akses pasar mereka. Misalnya Andi Restu Wibowo, Grand Finalist (Central Region) DSC Seasons 3 pada 2012, yang usahanya di bidang produksi pupuk organik dari Blora, Jawa Tengah.

"Mengetahui kebutuhannya bekerja sama dengan petani mitra, kami menjembatani Andi dan para petani cabai mitra binaannya dengan PT Indofood Sukses Makmur," ungkapnya.

Hal yang menjadi perhatian khusus pelaksanaan DSC selama beberapa tahun terakhir, menurut Helmy, adalah aneka usaha yang bergerak di bidang pertanian dan kelautan akan lebih diutamakan karena mereka mampu menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang.

Ini menjadi concern para Dekom, mengingat  masalah yang dihadapi Indonesia saat ini adalah semakin sempitnya lapangan pekerjaan, sementara tingkat pendidikan dan keahlian para petani dan nelayan masih rendah. 

"Sesuai tujuan DSC, kami  memberi kesempatan kepada kaum muda Indonesia yang berani berwirausaha, sekaligus dapat memberi dampak pada lingkungan sekitar," katanya.

Diketahui, untuk mencari para pemenang, Dekom akan memberikan tantangan (market challenge) kepada peserta DSC untuk menguji penguasaan aspek strategi dan operasional bisnis (paham), solusi teknis dan inovasi (piawai), juga kepribadian sebagai pengusaha tangguh (persona).

Nilai tambah dari DSC adalah para pemenang akan dikawal dan dibimbing oleh Dekom, yang beranggotakan empat orang, mulai dari inspirasi bisnis, perencanaan, kurasi, hingga evaluasi bisnis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: